Staf Kelurahan Muara Karang Sudah Buat 93 Sertifikat Vaksin Aspal

3 September 2021 15:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sertifikat vaksin COVID-19. Foto: Melly Meiliani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sertifikat vaksin COVID-19. Foto: Melly Meiliani/kumparan
ADVERTISEMENT
Sungguh tak terpuji kelakuan pegawai Kelurahan Muara Karang ini. HH menggunakan kemampuan untuk mengakses data kependudukan untuk menjual sertifikat vaksin asli tapi palsu alias aspal.
ADVERTISEMENT
HH tidak bekerja sendiri. Dia bekerja sama dengan rekannya FH. FH bertugas mencari pelanggan lewat Facebook dan mencetak sertifikat vaksin yang sudah diproses HH.
"Dari hasil pengakuan sementara dia sudah menjual sebanyak 93 sertifikat vaksin yang terhubung dengan aplikasi PeduliLindungi," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran, saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jumat (3/9).
Begini cara kerja mereka. FH memasarkan jasa pembuatan sertifikat vaksin tanpa vaksin kepada warga. Memang sudah banyak orang yang menjajakan hal serupa dan ditangkap polisi.
Tapi, yang berbeda, sertifikat vaksin yang mereka jual sudah terkoneksi dengan aplikasi PeduliLindungi.
Seperti diketahui, PeduliLindungi merupakan aplikasi yang dibuat pemerintah untuk mendaftar vaksin, mencatat perjalanan warga, mencatat data warga yang sudah divaksin, hingga tempat scan QR Code untuk bisa berkegiatan di mana saja.
ADVERTISEMENT
Setelah mendapat pelanggan, FH menyerahkan data itu ke HH untuk diproses. Sebagai staf Tata Usaha di Kelurahan Muara Karang, HH memiliki akses ke data kependudukan bahkan akses untuk memasukkan data warga ke PeduliLindungi hingga BPJS Kesehatan. Sehingga pelanggan yang belum divaksin ini, bisa tercatat sebagai orang yang sudah divaksin di PeduliLindungi.
"Harga Rp 350 ribu yang satu, sampai dengan harga Rp 500 ribu," tambah Fadil.
Pengunjung memindai QR Code dengan aplikasi PeduliLindungi saat mengunjungi Hotel Merusaka Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (30/7/2021). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Kini, penyidik tengah mendalami kasus ini. Sebab, bisa saja praktik seperti ini terjadi di tempat lainnya. Ini sangat berbahaya karena orang yang belum divaksin bisa bebas berkegiatan.
Tidak hanya membahayakan orang lain, mereka juga membahayakan diri sendiri. Sebab, bila terpapar corona gejalanya bisa sampai berat karena belum divaksin.
ADVERTISEMENT
"Tim penyidik sedang mendalami 93 kartu vaksin yang sudah dapat dipergunakan di aplikasi PeduliLindungi agar itu bisa kita tarik kembali dan bisa kita amankan," tutur dia.
"Kedua, penyidik juga sedang mendalami modus operandi seperti ini bisa saja terjadi di tempat lain. Oleh sebab itu, kita benar-benar akan melakukan proses-proses penyisiran dan penyelidikan agar ini tidak terjadi kembali," ucap Fadil.