Staf Satgas PPKS Unhas yang Remehkan Mahasiswi Korban Pelecehan Minta Maaf

30 November 2024 11:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Qaiatul Muallima, staf anggota Satgas PPKS Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, minta maaf atas percakapan yang terkesan meremehkan trauma mahasiswi, korban pelecehan seksual oknum dosen FS. Bahkan, staf PPKS Unhas ini juga terkesan membela dosen FS.
ADVERTISEMENT
"Saya selaku anggota Sekretariat Satgas PPKS Unhas secara pribadi mengakui telah berkomunikasi dengan pelapor/korban melalui aplikasi WhatsApp atas inisiatif sendiri," kata Qaiatul dalam surat klarifikasi dan permohonan maafnya yang diterima kumparan, Jumat (29/11) malam.
Ia menjelaskan, pernyataan dalam percakapan tersebut merupakan respons atas beberapa pertanyaan dari korban. Tapi, diakuinya diksi yang disampaikan dalam menjawab pertanyaan tidak tepat dan salah. Sehingga, itu memicu kemarahan dari berbagai pihak.
"Saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Saya sangat menyesal, saya minta maaf kepada korban, publik seluruh pihak," sambungnya.
Qaiatul meluruskan, bahwa ia merespons pertanyaan korban adalah bentuk kepeduliannya. Selama ini, kata dia, ia juga yang sangat aktif menemani dan mengajak korban untuk pemulihan rasa trauma.
ADVERTISEMENT
"Tapi apa yang saya sampaikan dalam percakapan itu adalah keliru. Kejadian ini menjadi bahan introspeksi saya, untuk lebih bijak berkomunikasi, terutama dalam konteks sensitif," ucapnya.
Dalam kesempatan ini, salah satu alumnus terbaik Unhas itu meminta maaf atas percakapan tersebut.
Ketua Satgas PPKS Unhas, Prof Farida Patitinggi (tengah) saat jumpa pers di Kampus Unhas Makassar. Foto: Dok. kumparan
Terpisah, Ketua Satgas Unhas, Prof Farida mengakui percakapan stafnya dengan korban merupakan inisiatif sendiri. Qaiatul Muallima telah dimintai penjelasan dan meminta maaf.
"Yang bersangkutan sudah minta maaf. Dia hanya merespon pertanyaan korban. Jadi dia sudah minta maaf dan kami minta di publish," kata Farida secara terpisah kepada wartawan.