Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Statement Pertama al-Assad Usai Suriah Jatuh: Saya Tak Pernah Mundur atau Kabur
17 Desember 2024 6:48 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dikutip dari reuters dan AFP, Assad menyiarkan statement resmi itu lewat saluran telegram, pada Senin (16/12). Ia menjelaskan alasannya 'pergi' dari Suriah, saat HTS mendekati Damaskus.
Ia tidak pernah merencanakan untuk pergi dari Suriah, pada detik-detik terakhir pertempuran.
"Pertama, kepergian saya dari Suriah tak pernah direncanakan, atau terjadi pada detik-detik terakhir pertempuran, seperti yang telah diberitakan selama ini. Saya ada di Damaskus, menjalankan tugas sampai dini hari pada Minggu 8 Desember. Ketika teroris itu menyusup ke Damaskus, saya pergi ke Latakia, berkoordinasi dengan Rusia, untuk meninjau operasi militer," kata Assad, dalam keterangannya.
Assad berada di pangkalan militer Rusia, tepatnya di lapangan udara Hmeimim pagi itu. Tiba di sana, ia mendapat laporan bahwa semua pasukannya telah mundur dari garis depan.
ADVERTISEMENT
"Situasi di garis depan terus memburuk. Sementara pangkalan Rusia sendiri terus menerus diserang drone. Maka, kami tak punya pilihan untuk meninggalkan pangkalan," ucap Assad.
Saat itu, menurut Assad, Rusia menyusun rencana untuk mengevakuasinya.
"Ini terjadi pada Minggu petang. Sehari setelah Damaskus jatuh, dan setelah posisi pertahanan militer terakhir juga jatuh. Artinya, semua institusi juga runtuh," kata Assad.
Akhirnya seperti yang telah terjadi. Assad pergi ke Moskow, melalui penerbangan yang tak terdeteksi oleh radar.
Meski begitu, Assad mengaku tak pernah mau mundur atau pergi dari Suriah pada kondisi yang mengancam itu.
"Saya tak pernah sekalipun mempertimbangkan untuk mundur, atau mengungsi, atau adanya tawaran itu dari mana pun. Langkah ini saya ambil semata-mata untuk meneruskan perlawanan melawan teroris," kata Assad.
ADVERTISEMENT
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri memberikan Assad suaka di Moskow. Rusia telah jadi sekutu Assad, saat mereka mulai menerjunkan angkatan udaranya sejak 2015, dan pada beberapa saat berhasil menahan pasukan oposisi.
Sementara rencana kaburnya Assad tidak pernah diberitahukan ke rekan-rekan atau para pembantunya di Suriah. reuters memberitakan, para ajudan, staf, bahkan kerabatnya dikelabui tentang rencana yang kemungkinan hanya diketahui segelintir orang itu.
Live Update