Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Status Gamalama Waspada II, Pendaki Diimbau Jauhi Kawah
6 Januari 2017 15:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Gunung Gamalama di Ternate kembali menggeliat dengan menyemburkan abu vulkanik tipis. Statusnya pun naik menjadi Waspada II. Masyarakat diimbau untuk menjauhi kawah.
ADVERTISEMENT
"Status Gamalama meningkat menjadi waspada level II. Masyarakat diminta menjauh hingga radius 1,5 km," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Gamalama Darno Lamane, Jumat (5/1), sebagaimana dilaporkan Antara.
Dia menyatakan, masyarakat sekitar gunung dan wisatawan tidak diperbolehkan mendaki dan mendekati kawah yang ada di puncak dalam radius 1,5 km.
Aktivitas Gunung Gamalama, kata Darno, sejak pukul 06.00-13.00 WIT hari ini, berupa 12 kali gempa. Gempa tersebut terdiri dari tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo maksimun 4-59 mm, s-p 11.54 detik, dan lama gempa 36.75-204 55 detik dan satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo maksimum 6 mm, s-p 0.65 detik dan lama gempa 6.34 detik.
Kemudian tiga kali gempa tremor harmonik dengan amplitudo maksimum 2-2.5 mm dan lama gempa 17.5-45.61 detik. Lima kali gempa gembusan dengan amplitudo maksimum 4-27 mm dan lama gempa 11.20-80.5 detik.
ADVERTISEMENT
Darno mengatakan, hujan lebat kini masih terus terjadi di Ternate, sehingga sewaktu-waktu dikhawatirkan akan muncul banjir lahar dingin. Masyarakat sekitar kali yang sering dilalui lahar dingin diimbau berwaspada.
"Pada musim hujan, masyarakat yang tinggal di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Gamalama agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar," ujarnya.
Darno mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing isu-isu yang menyesatkan tentang letusan Gamalama. Namun tetap meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti berita-berita yang resmi, baik pos pemantau maupun dari pemerintah.
Tahun ini Gamalama pertama kali menyemburkan abu vulkanik pada Rabu (4/1) siang, menyusul semakin meningkatnya aktivitas vulkanik di gunung api setinggi 1.700 meter dari permukaan laut itu.
ADVERTISEMENT
Menurut Darno, secara visual gempa semburan (embusan) tersebut disertai abu tipis ke arah selatan dan eembusan asap disertai abu tidak teramati karena gunung tertutup kabut.
Gunung terlihat sejak pukul 12.43 WIT dan embusan tidak teramati, namun seismograf merekam gempa embusan pada pukul 08.48 dan 09.31 WIT atau terjadi peningkatan gempa-gempa vulkanik yang terjadi sejak pukul 00.00 WIT pada 30 Desember 2016.
Tentang Gunung Gamalama
Badan Geologi Kementerian ESDM dalam websitenya menjelaskan, Gamalama adalah salah satu gunung api aktif yang terletak di busur Pulau Halmahera, sebelah timur laut Maluku. Wilayah ini diperkirakan sebagai daerah pertemuan beberapa lempeng, yaitu Lempeng Pasifik, Eurasia, dan Australia serta lempeng kecil yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Pulau Ternate yang dibentuk oleh Gunung Gamalama mengambil tempat di atas jalur penunjaman (subduction zone) yang miring ke timur dengan sudut yang kecil.
Morfologi Gamalama umumnya landai di bagian pantai, tetapi menjadi lebih curam ke arah puncak. Batuan yang menyusun Pulau Ternate atau Gunung Gamalama terdiri dari 3 generasi, yaitu:
- Gamalama Tua yang sisanya ditemukan di bagian tenggara dan selatan. Puncaknya memanjang dari timurlaut ke baratdaya dan dikenal dengan Bukit Melayu atau Gunung Kekau.
- Gamalama Dewasa yang sisa tubuhnya mengambil tempat di bagian barat Pulau Ternate. Puncaknya membujur dari barat ke timur dan dikenal dengan Bulit Keramat atau bukit Medina.
ADVERTISEMENT
- Gamalama Muda ditemukan di bagian utara. Puncaknya saat ini adalah pusat letusan yang dikenal dengan Bukit Arafat atau Piek van Ternate.