Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski begitu status Merapi tetap Waspada atau level II. Artinya tidak ada peningkatan status di gunung yang berada di Yogyakarta bagian utara tersebut.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida menjelaskan alasan kenapa tidak ada peningkatan status Merapi. Menurutnya potensi bahaya Merapi masih di radius 3 km yang mana di kawasan tersebut tidak ada pemukiman penduduk.
"Belum ada (kenaikan status). Jadi untuk status kami informasikan kembali untuk saat ini (kriteria) normal. Waspada, siaga dan awas itu berdasarkan adanya ancaman bahaya terhadap penduduk," kata Hanik, Jumat (27/3).
"Sampai saat ini ancaman itu masih ada di radius 3 km sementara penduduk tidak ada yang (bermukim) lebih pendek atau kurang dari 3 km. Artinya status belum kami naikkan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Hanik menjelaskan saat ini volume kubah lava Merapi 291.000 meter kubik Jika terjadi awan panas volume tersebut masih pada radius 3 km dari puncak. Sehingga rekomendasi masih sama agar 3 km dari puncak Merapi tidak ada aktivitas.
Begitu pula untuk potensi banjir lahar. Apabila terjadi hujan di puncak Merapi kemudian terjadi turunnya lahar dari puncak material yang terlontar masih sedikit, material tidak akan menimbulkan lahar besar atau banjir yang mengancam penduduk.
"Potensi lahar pun juga masih ada di dalam hulu Kali Gendol masih di dalam alur Kali Gendol. Potensi lahar pun juga belum bahaya lahar sampai mengancam ke penduduk," ujarnya.
****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
ADVERTISEMENT