STIP Jakarta Pastikan Bakal Keluarkan Taruna yang Terbukti Lakukan Kekerasan

3 Mei 2024 21:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Ahmad Wahid, memastikan akan menjatuhkan sanksi tegas terhadap para taruna pelaku penganiayaan Putu Satria Ananta Rustika (19).
ADVERTISEMENT
Putu tewas diduga dianiaya seniornya di salah satu kamar mandi kampus pada Jumat (3/5) pagi.
"Yang jelas yang terduga sudah pasti sanksinya kita keluarkan. Kita sanksi tegas. Karena sesuai dengan peraturan taruna yang berlaku, bersalah tindak kekerasan, kalau terbukti akan kita kenakan sanksi," kata Wahid kepada wartawan, Jumat (3/5).

Klaim Tak Ada Budaya Pelonco

Wahid mengklaim, di kampusnya ini sudah tak ada lagi budaya perpeloncoan antara senior dengan junior. Sehingga, dia memastikan, penganiayaan yang dialami Putu bukan bagian dari kurikulum.
"Jadi di sini sebenernya tidak ada perpeloncoan, jadi kkta sudah hapus semua perpeloncoan. Jadi murni person to person," tegasnya.

Jenazah Putu Divisum

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan meninjau lokasi tewasnya taruna STIP Marunda Jakarta Utara pada Jumat (3/5/2024). Foto: Mario Sofia Nasution/ANTARA
Polisi masih mendalami kasus tewasnya Putu. Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arief Setyawan menjelaskan, saat ini jenazah korban sudah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk dilakukan visum.
ADVERTISEMENT
"Sebab-sebab meninggalnya masih kami telusuri. Kami masih melakukan pemeriksaan laboratoris dengan secara forensik dilakukan visum oleh dokter yang berkompeten di RS Kramat Jati di RS Polri untuk mengetahui sebab kematian," kata Gidion kepada wartawan, Jumat (3/5).
Dari hasil pemeriksaan sementara, korban memang diduga tewas akibat kekerasan yang dialaminya. Namun demikian, Gidion mengaku pihaknya masih mendalami kronologi terjadinya penganiayaan tersebut.
"Ada dugaan akibat kekerasan yang dilakukan oknum seniornya ya, tingkat 2 dalam kegiatan tadi pagi yang dilakukan senior-seniornya," ungkap Gidion.
"Kami masih mendalami secara utuh bagaimana rangkaian peristiwanya," sambung dia.