Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Strategi Cucu Soekarno Dekati Seniman dan Budayawan di Pilgub Jatim
2 Maret 2018 20:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB

ADVERTISEMENT
Calon wakil gubernur Jawa Timur, Puti Guntur Soekarno memiliki strategi sendiri untuk meraih simpati dan suara pada Pilgub Jatim 2018. Cucu proklamator RI Soekarno itu sedang getol melakukan pendekatan kepada seniman dan budayawan.
ADVERTISEMENT
Di Surabaya, Puti memperkenalkan diri dengan komunitas Dewan Kesenian Surabaya (DKS). Pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) itu juga bertemu komunitas budayawan Jawa Timur untuk rembug tahunan dan bertukar pikiran.
"Kalau dikatakan strategi khusus sih bukan. Tapi kebetulan kami lebih banyak menerima undangan para kalangan seniman dan budayawan. Tentu kami juga rangkul mereka," ujar anggota tim pemenangan Gus Ipul-Uti sekaligus Wakil Sekretaris DPD PDIP Jawa Timur S.W. Nugroho pada kumparan (kumparan.com), Jumat (1/3).

Menurut Nugroho, upaya Puti Soekarno mendekati dengan budayawan juga tak lepas dari cita-cita ideologis sang kakek, Bung Karno. Bung Karno pernah mengemukakan tentang Trisakti pada tahun 1963.
Isi dari konsep Trisakti adalah pertama Berdaulat di Bidang Politik, kedua Berdikari di Bidang Ekonomi dan ketiga Berkepribadian dalam budaya. "Dari ketiga konsep Trisakti Bung Karno memang sangat relevan untuk di aplikasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Nugroho mengatakan, Kehidupan seniman dan budayawan tak cukup untuk dihargai tapi dimuliakan keberadaannya karena menjadi kekayaan sebuah bangsa.
"Bagi kaum nasionalis. Pemelihara kebudayaan lokal itu sama saja penjaga kekayaan dan keberagaman bangsa atau nusantara," kata Nugroho.

Selain itu, lanjutnya, politik berkebudayaan juga ingin dikembangkan oleh Puti Soekarno di Jawa Timur. Mengingat provinsi ini memiliki kekayaan budaya yang melimpah yang beraneka ragam setiap tempatnya. Nugroho menjelaskan, saat safari di beberapa kota, Puti selalu berbaur dan mempelajari kebudayaan setempat.
"Seperti di Banyuwangi, dia coba mempelajari seni dari orang Osing. Begitu juga saat di Madura tentu beragam seni," ujarnya.
Sementara, Puti dalam kesempatan yang terpisah mengakui bahwa seumur hidupnya sudah tak asing dengan dunia kesenian. Pasalnya, keluarga Presiden Soekarno, semasa hidupnya selalu bergelut dengan kesenian hingga anak cucu. Hukumnya wajib bahwa kesenian dan budaya lokal harus melekat pada setiap anak hingga cucu.

"Saya tidak asing dengan kesenian. Tapi, para budayawan yang lebih paham dan ujung tombak dalam pelestarian budaya," ujar Puti.
ADVERTISEMENT
Dengan politik berkebudayaan, Puti berharap hal ini bisa menjadi identitas di Jawa Timur. Puti berjanji akan membawa kesenian turut andil membangun Jawa Timur.
"Semua tak lepas dari perjuangan teman-teman seniman dan budayawan yang melestarikan budaya lokal," tutup Puti.