Studi Oxford: 2 Dosis Vaksin COVID-19 Tak Cukup Ampuh Lawan Varian Omicron

14 Desember 2021 1:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis menyuntikan vaksin COVID-19 kepada lansia, di Sollentuna, utara Stockholm, Swedia. Foto: Fredrik Sandberg/TT News Agency/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis menyuntikan vaksin COVID-19 kepada lansia, di Sollentuna, utara Stockholm, Swedia. Foto: Fredrik Sandberg/TT News Agency/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Ilmuwan dari Universitas Oxford Inggris melakukan penelitian soal efektivitas dua dosis vaksin COVID-19 terhadap varian Omicron.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, terungkap dua dosis vaksin tidak cukup kuat untuk melawan varian Omicron. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa mereka yang sudah pernah terinfeksi COVID-19 dan sudah divaksinasi, bisa terpapar COVID-19.
"Data ini penting tetapi hanya satu bagian dari gambaran. Mereka hanya melihat antibodi penawar setelah dosis kedua," kata Professor dari Oxford, Matthew Snape, dikutip dari Reuters, Selasa (14/12).
"Tapi kami belum tahun tentang kekebalan seluler dan ini juga akan diuji," tambah dia.
Dalam penelitian itu, mereka menganalisis sampel darah dari peserta yang menerima dua dosis vaksin AstraZeneca atau Pfizer-BioNTech. Termasuk mereka yang menggunakan dua dosis vaksin campuran.
Meski begitu, masyarakat tidak perlu cemas dengan hasil ini. Sebab, Oxford belum menemukan bukti kuat varian Omicron bisa memberikan dampak penyakit berat terhadap mereka yang sudah menerima dua dosis vaksin COVID-19.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menggelar rapat bersama sejumlah ilmuwan membahas penanganan COVID-19. Johnson menyebut, cepat atau lambat akan terjadi gelombang penularan COVID-19 yang tinggi akibat varian Omicron.
Ia meminta seluruh penduduk Inggris harus ikut program vaksinasi. Bahkan, ia mengatakan penduduk yang sudah menerima dua dosis masih belum cukup.
"Saya khawatir. Sekarang jelas bahwa dua dosis vaksin tidak cukup untuk memberikan tingkat perlindungan yang kita semua butuhkan," ucap dia.