Studi: Tak Ada Peningkatan Risiko Pembekuan Darah Usai Dosis Kedua AstraZeneca

28 Juli 2021 18:07 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona AstraZeneca.
 Foto: Yves Herman/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona AstraZeneca. Foto: Yves Herman/REUTERS
ADVERTISEMENT
Penelitian oleh perusahaan AstraZeneca menunjukkan adanya risiko tambahan kecil pembekuan darah usai vaksinasi dosis pertama. Sementara, tidak ada risiko tambahan usai dosis kedua.
ADVERTISEMENT
Studi yang dipublikasikan di Jurnal Kesehatan The Lancet pada Rabu (28/7) menunjukkan, estimasi tingkat kejadian Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia (TTS) usai penyuntikan dosis pertama dengan vaksin AstraZeneca adalah 8,1 per 1 juta penerima vaksin.
Sementara usai penyuntikan dosis kedua, tingkat kejadian TTS berada di angka 2,3 per 1 juta penerima. Angka itu sebanding dengan yang dimiliki orang yang tidak divaksinasi, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Ini berarti tidak ada peningkatan risiko pembekuan darah langka usai vaksinasi dengan dosis kedua.
Sindrom Trombosis dengan Trombositopenia (TTS) adalah suatu sindrom pembekuan darah langka dengan jumlah trombosit (keping darah) yang rendah, di bawah angka normal.
Penemuan ini mengevaluasi kasus-kasus TTS yang dilaporkan per 30 April 2021 yang terjadi dalam kurun waktu 14 hari setelah suntikan dosis pertama atau kedua, dengan menggunakan pangkalan data keamanan global milik AstraZeneca.
Warga disuntik vaksin AstraZeneca pada warga saat peresmian Sentra Vaksinasi COVID-19 tiket.com di Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta, Senin (14/6/2021). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
Seperti diketahui, laporan adanya pembekuan darah langka menyebabkan banyak negara memutuskan untuk membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca.
ADVERTISEMENT
Badan Pengawas Obat-obatan Eropa (EMA) melakukan investigasi mendalam soal laporan kejadian TTS sejak Maret, dan telah menemukan adanya keterkaitan antara TTS dengan vaksin AstraZeneca dan Johnson & Johnson.
Akan tetapi, manfaat kedua vaksin vektor virus ini masih lebih besar dibandingkan dengan risiko yang dibawa. Sehingga penggunaan AstraZeneca dan Johnson & Johnson's masih direkomendasikan.