Cover story vaksin.

Studi Vaksin Corona Oxford Hasilkan Respons Imunitas yang Kuat

24 Juli 2020 5:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cover story vaksin. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cover story vaksin. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Tim ilmuwan dari Jenner Institute dan Oxford Vaccine Group di bawah Universitas Oxford terus berupaya membuat vaksin virus corona. Terbaru, penelitian ini menemukan vaskin yang aman, efektif dan mudah diakses dalam melawan virus corona.
ADVERTISEMENT
Vaksin ini berhasil mengaktifkan kedua bagian dari sistem imun. Vaksin ini memproduksi sel darah putih dalam waktu 14 hari setelah vaksinasi, dan respons antibodi dalam 28 hari.
Berdasarkan rilis dari Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia, hasil awal dari uji klinis tahap I/II yang dipublikasikan di jurnal The Lancet menunjukkan kandidat vaksin ini untuk sementara waktu aman digunakan dan menimbulkan respons imun yang kuat.
"Vaksin ini merangsang respons sel T (sel darah putih yang dapat menyerang sel yang terinfeksi virus SARS-CoV-2) dalam waktu 14 hari setelah vaksinasi, dan juga respons antibodi dalam 28 hari (antibodi menetralkan virus sehingga tidak dapat menginfeksi sel saat awal terinfeksi)," tulis pernyataan tersebut.
Vaksin ini diklaim memiliki antibodi penertral yang dapat dideteksi untuk perlindungan virus. Selanjutnya, tim peneliti akan memastikan bahwa vaksin ini dapat melindungi secara efektif dari virus corona.
Vaksin corona basis stem cell yang dikembangkan Daewoong Infion. Foto: Dok. Daewoong Group
"Universitas Oxford bekerja sama dengan perusahaan biofarmasi global dari Inggris, AstraZeneca, untuk pengembangan lebih lanjut, produksi berskala besar, dan distribusi vaksin potensial COVID-19. Mereka berencana untuk melakukan pengembangan klinis dan memproduksi vaksin secara global," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Pemerintah Inggris mendukung dan mendanai proyek ini sebesar £84 juta (Rp 1.6 triliun) untuk membantu percepatan pengembangan vaksin tersebut," jelas pernyataan tersebut.
Wakil Presiden Eksekutif Penelitian dan Pengembangan Biofarmasi AstraZeneca, Mene Pangalos, mengatakan tim pihaknya termotivasi dengan hasil sementara yang didapat. Pihaknya juga berencana untuk memproduksi vaksin dalam skala besar.
"Kami termotivasi oleh data awal tahap I/II yang menunjukkan AZD1222 mampu menghasilkan respons antibodi dan respons sel-T yang cepat terhadap SARS-CoV-2. Meskipun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, data hari ini meningkatkan kepercayaan diri kami bahwa vaksin dapat berfungsi.Kami pun dapat melanjutkan rencana untuk memproduksi vaksin dalam skala besar yang dapat diakses secara luas dan merata di seluruh dunia," kata Mene Pangalos.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Menteri Bisnis Inggris, Alok Sharma mengapresiasi kinerja dari tim peneliti. Dia berharap dengan ditemukannya vaksin ini bisa melindungi jutaan orang di Inggris bahkan di dunia dari virus corona.
"Hasil hari ini sangat menggembirakan dan membawa kami selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin yang dapat melindungi jutaan orang di Inggris dan di seluruh dunia. Didukung oleh dana sebesar £84 juta (Rp 1,6 triliun) dari Pemerintah Inggris untuk pengembangan dan produksi vaksin ini serta kecepatan dari kemajuan penelitian oleh Universitas Oxford sangatlah mengagumkan. Saya sangat bangga dengan apa yang telah mereka capai sejauh ini," ucap Alok.
Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, dan chargé d'affaires, Rob Fenn, mengatakan vaksin virus corona dari Oxford telah menunjukkan efektivitas 100 persen dalam uji klinis tahap I dan II. Menurutnya, saat ini uji tersebut akan masuk tahap III dan akan lebih banyak lagi pasien virus corona yang akan mendapatkannya.
ADVERTISEMENT
"Itu berarti akan ada lebih banyak uji coba, dengan lebih banyak pasien, kali ini di Amerika Serikat, Brasil, dan Afrika Selatan; dan dengan anak-anak. Terlalu dini untuk kita menyatakan kemenangan. Tetapi Universitas Oxford adalah rumah bagi para peneliti berbakat dari seluruh penjuru dunia; dan AstraZeneca sedang merencanakan produksi vaksin dalam skala besar. Saya merasa optimis, tapi tetap hati-hati," kata Rob.
"Terlepas dari apakah vaksin ini, atau vaksin yang lain, yang akhirnya membuat perbedaan, Inggris dan Indonesia telah menekankan sejak awal pentingnya vaksin yang terjangkau dan dapat diakses oleh semua orang. Inggris tetap menjadi donor terbesar bagi CEVI - dana global untuk penelitian vaksin; dan untuk GAVI - dana global untuk membagikan vaksin di seluruh dunia," jelasnya
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten