Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Dokter gigi (drg) Romi Syofpa Ismael menceritakan kisahnya saat bertugas menjadi pegawai tak tetap sebagai dokter gigi di Puskesmas Talunan, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Dia menceritakan upayanya demi mengabdi di Puskesmas Talunan.
ADVERTISEMENT
Romi mengungkapkan jalan dari rumah dinasnya menuju puskesmas awalnya sangat sulit dilalui sebuah kursi roda. Sebab, konstruksi jalan itu masih berupa tanah.
Akan tetapi kondisi itu tak membuatnya berhenti datang ke Puskesmas Talunan untuk mengabdi kepada masyarakat sekitar. Demi mempermudah perjalanannya ke puskesmas, suami Romi memutuskan membangun jalan beton dari rumahnya menuju puskesmas.
"Karena jalan di sana masih jalan tanah ya, jadi untuk akses kursi roda yang seperti ini agak susah, agak membutuhkan tenaga yang kuat untuk mendorong. Jadi biar mudah saya bekerja ke puskesmas, jadi suami berinisiatif buat jalan kursi roda," cerita drg Romi di kantor Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Jakarta, Kamis (1/8).
Suami Romi membeton jalan ke puskesmas. Pembangunan jalan yang seharusnya menjadi kewajiban pemerintah setempat akhirnya dibiayai dari kantong pribadi.
ADVERTISEMENT
"Dikasih beton. Harusnya itu diperhatikan oleh pemerintah kan, tapi itu enggak masalah buat saya yang penting saya bisa bekerja dengan optimal. Bisa sendiri, bisa pulang pergi sendiri dari puskesmas," ujar dia.
Dia menyebut demi dapat melayani masyarakat sekitar, apa pun akan dilakukannya."Yang penting bisa berikan pelayanan kepada masyarakat itu lebih cukup lebih membuat hati Ami puas gitu," ungkapnya.
Jalan yang dibangunnya, memang bukan jalan yang panjang. Dia mengatakan, jalan beton yang dibangun suaminya hanya berjarak sekitar 3 rumah dari rumahnya menuju puskesmas.
"Jalan sekitar beberapa meter, 3 rumah dari puskesmas. Masih di ruang lingkup rumah dinas di puskesmas," kata drg Romi.
Namun, kini kekecewaan menyelimuti hati drg Romi usai kelulusan CPNS-nya dibatalkan dengan alasan menyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
Awalnya, drg Romi senang mengetahui lolos CPNS di Pemkab Solok Selatan, Sumbar, dengan peringkat terbaik. Namun, hal itu sirna saat kelulusannya dibatalkan karena dianggap tak memenuhi syarat. Kelulusannya diduga dibatalkan karena menyandang disabilitas pada bagian kaki sehingga dia perlu memakai kursi roda.