Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Suap Rolls-Royce Diduga Sampai ke Petinggi PLN
22 Januari 2017 11:33 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Rolls-Royce, berdasarkan dokumen Pengadilan Inggris (Crown Court), terbukti melakukan suap ke beberapa maskapai penerbangan di enam negara, termasuk Garuda Indonesia. Perusahaan pabrikan mesin pesawat itu, menurut dokumen yang sama, ternyata juga disebut menyuap beberapa petinggi Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Samarinda, Kalimantan Timur.
ADVERTISEMENT
Dokumen itu memuat hasil penyelidikan lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), yang telah menginvestigasi skandal Rolls-Royce selama empat tahun terakhir. Dalam hasil penyelidikan tersebut, juga disebutkan bahwa Rolls-Royce diketahui menyuap pejabat-pejabat PLN untuk memenangkan proyek yang bergulir pada tahun 2007.
Penyelidikan dimulai dari pemeriksaan seorang pegawai Rolls-Royce yang diduga menjadi perantara tender. Dari dokumen SFO yang dilansir kumparan pada Minggu, 22 Januari 2017, disebutkan rencana penyuapan itu dimulai ketika Rolls-Royce menjual dua paket generator kepada PLN pada tahun 2000.
Singkat cerita, PLN pun memenangkan proyek layanan jangka panjang selama tujuh tahun. Di saat kontrak pemeliharaan akan habis, PLN membutuhkan perjanjian layanan jangka panjang untuk pemeliharaan instalasi dan memutuskan untuk membuka proses tender terbatas pada 2006.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan itu disebutkan, Rolls-Royce membuat perjanjian dengan pegawai-pegawai PLN dan perusahaan kompetitor untuk memenangkan tender. Bila Rolls-Royce memenangkan tender, perusahaan berjanji akan memberikan komisi perantara dua persen dari total nilai kontrak sebesar 21,16 juta poundsterling kepada individu-individu PLN dan perusahaan kompetitor.
Dalam proses tender tersebut, perusahaan kompetitor sebenarnya memberikan penawaran harga 1 juta dolar AS lebih tinggi dari Rolls-Royce. Namun akhirnya, Rolls-Royce tetap memenangkan tender dan membayar komisi perantara secara bertahap selama masa perjanjian layanan jangka panjang.
Pada Januari 2012, penyelidikan internal terkait pembayaran tersebut dilakukan. Dan, pada Maret 2013, konfirmasi dilakukan bahwa perantara itu tidak melanggar kontrak, atau hukum yang berlaku. Rolls-Royce tetap terus melakukan pembayaran kepada pihak perantara hingga Juli 2013.
ADVERTISEMENT
kumparan telah berusaha menghubungi pihak PLN untuk konfirmasi soal dugaan suap ini. Namun hingga berita ini diturunkan belum ada jawaban.