Suara Capai 87 Persen, Putin Cetak Sejarah Kemenangan Terbesar pada Pemilu Rusia

18 Maret 2024 10:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin berbicara setelah TPS ditutup, di Moskow, Rusia, Senin (18/3/2024). Foto: Maxim Shemetov/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin berbicara setelah TPS ditutup, di Moskow, Rusia, Senin (18/3/2024). Foto: Maxim Shemetov/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Rusia Vladimir Putin mencetak rekor kemenangan terbesar pada pilpres pasca-Uni Soviet. Pemungutan suara di Rusia ditutup pada Senin (17/3) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan exit poll dari lembaga survei Public Opinion Foundation (FOM), Putin mendapat suara sebesar 87,8 persen. Sedangkan lembaga survei The Russian Public Opinion Research Centre (VCIOM) menyebut Putin menang dengan perolehan suara 87 persen.
Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin berbicara setelah TPS ditutup, di Moskow, Rusia, Senin (18/3/2024). Foto: Maxim Shemetov/Reuters
Hasil awal perhitungan resmi menunjukkan exit poll dari dua lembaga survei itu akurat.
Penantang Putin dari Partai Komunis, Nikolai Kharitonov, hanya mendapat suara di bawah empat persen. Dua calon lainnya, Vladislav Davankov dan Leonid Slutsky, berada di bawah Kharitonov.
Usai TPS ditutup, Putin langsung menemui pendukungnya di Moskow. Ia menyinggung operasi militer di Ukraina yang bertujuan memperkuat Rusia.
“Kami punya banyak tugas di depan. Tapi saat kami berkonsolidasi, tidak peduli ada yang mengintimidasi atau menekan kami, dalam sejarah kami itu tidak akan pernah berhasil,” ucap Putin seperti dikutip dari Reuters.
Pemilu Rusia 2024 di Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia di Jakarta, Minggu (17/3/2024). Foto: Tiara Hasna/kumparan
Pendukung Putin yang hadir menyaksikan pidato sang Presiden pun tanpa henti menyerukan ‘Putin, Putin,Putin’ dan 'Rusia, Rusia, Rusia’.
ADVERTISEMENT
Dengan kemenangan ini, Putin akan memerintah Rusia setidaknya sampai 2030. Putin menggeser Josef Stalin sebagai pemimpin terlama.
Pemilu Rusia yang kembali dimenangkan Putin dikritik Barat. Amerika Serikat, Inggris, sampai Jerman menyebut pemilu Rusia tidak bebas dan adil. Tuduhan itu lantaran sebelum pemilu otoritas Rusia memberlakukan sensor ketat dan memenjarakan oposisi.