Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Sudah Saatnya RI Pakai Teknologi Canggih Tanam Cabai
16 Februari 2017 16:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT

Indonesia terbilang masih terbelakang dalam penggunaan teknologi pertanian, khususnya untuk cabai rawit. Petani cabai rawit di Indonesia hanya mengandalkan musim hujan saat mulai masuk musim tanam.
ADVERTISEMENT
Di negara lain, sistem kerja seperti ini sudah lama ditinggalkan. Contohnya Malaysia yang sudah menggunakan teknologi greenhouse guna meningkatkan produktivitas cabai.
Greenhouse adalah bangunan kontruksi dengan atap tembus cahaya alias transparan. Penggunaan greenhouse dalam budidaya tanaman cabai digunakan untuk melindungi tanaman cabai dari curah hujan yang tinggi.
"Teknologi canggih itu ada, istilahnya ada pencegahan untuk melindungi tanaman. Greenhouse itu modern sekali," ungkap Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia Dadi Sudiana kepada kumparan, Kamis (16/2).

Greenhouse umumnya menggunakan kaca sebagai bahan penutup sehingga identik dengan nama rumah kaca. Di Indonesia sendiri proyek pembangunan greenhouse biasanya ada yang menggunakan kaca tetapi ada juga yang menggunakan screen sebagai pengganti kaca. Namun perlu diketahui, untuk membangun greenhouse biayanya tidak murah. Petani harus mengeluarkan kocek tambahan yang jumlahnya cukup besar.
ADVERTISEMENT
"Pakai screen sampingnya pakai jaring. Misalnya konstruksinya pakai rangka bambu kisaran Rp 60.000-Rp 70.000 per meter persegi, sedangkan kalau pakai besi rangenya Rp 150.000 sampai Rp 200.000 per meter persegi. Tetapi lifetimenya lama," tuturnya.
Menurut Dadi, di kawasan Asia Tenggara, penggunaan greenhouse sudah banyak digunakan di Malaysia. Sedangkan di dunia, model pertanian modern ini sudah banyak digunakan di Eropa hingga Amerika Serikat (AS). Dadi menegaskan, greenhouse bisa menjadi solusi petani dalam menghadapi kondisi iklim yang tidak menentu dan meningkatkan produktivitas cabai.
"Kalau misalnya pakai greenhouse ini ada kepastian produksi bisa naik hampir 2 kali lipat serta proteksi dari serangan penyakit," katanya.