Sudah Sebulan 12 Atlet Binaraga di Malang Makan Ayam Tiren

7 Mei 2025 15:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tangkapan layar video viral atlet binaraga Kabupaten Malang mengolah ayam tiren untuk dikonsumsi. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tangkapan layar video viral atlet binaraga Kabupaten Malang mengolah ayam tiren untuk dikonsumsi. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
12 atlet binaraga muda di Kabupaten Malang mengonsumsi ayam tiren—ayam yang mati sebelum disembelih (bangkai), untuk memenuhi gizi jelang laga Porprov Jatim IX 2025.
ADVERTISEMENT
Ketua Pengurus Cabang Persatuan Binaraga dan Fitness Indonesia (Pengcab PBFI) Kabupaten Malang, Indra Khusnul, mengatakan alasannya adalah karena keterbatasan anggaran yang didapat dari Pemkab Malang.
"Kita nanti bakalnya ikut Porprov 2025. Pengeluaran juga besar terkait suplementasi, multivitamin. Itu kan salah satu faktor pendukung paling besar kan dari pola makan. Minimal kebutuhan protein harus tercukupi setiap harinya. Otomatis berapa sih harga ayam. Wajar ya ayam fresh harganya juga tinggi. Sedangkan kebutuhan atlet proteinnya harus tinggi juga," kata Indra kepada kumparan, Rabu (7/5).
Indra menyampaikan, para atlet binaraga Kabupaten Malang ini telah mengonsumsi olahan ayam tiren ini sudah satu bulan terakhir.
"Kurang lebih satu bulan ini. Beberapa hari ini kita sudah tidak mengonsumsi. Alhamdulillah dengan berita itu viral kita dapat beberapa bantuan dari teman-teman yang support kita. Kita ya pengin makan yang layak," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, para atlet ini secara kolektif mencari ayam tiren hingga mengolahnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan asupan mereka.

Terpaksa kendati Salah

Tangkapan layar video viral atlet binaraga Kabupaten Malang mengolah ayam tiren untuk dikonsumsi. Foto: Dok. Istimewa
Indra mengaku bahwa mengonsumsi ayam tiren untuk para atlet ini tidak benar. Namun, ia tak tahu lagi solusi apa yang bisa mengatasi permasalahan ini.
"Kita sebenarnya tahu kok secara kesehatan kita tahu enggak boleh dikonsumsi. Secara agama pun enggak boleh. Tapi kira-kira ada solusi? Sedangkan kebutuhan kita harus terpenuhi. Dari pemerintah daerah juga enggak bisa menutup semua. Per atlet aja per harinya hampir Rp 100 ribu untuk pola makan aja, untuk karbohidrat, protein, serat. Itu belum suplementasinya, multivitaminnya, cost-nya tinggi," kata Indra.
Ia juga mengaku selama ini telah berjuang dengan banyak mengeluarkan dana pribadi untuk memenuhi kebutuhan atlet.
ADVERTISEMENT
"Saya pendanaan pribadi ada limitnya. Selama ini yang support mereka pakai dana pribadi. Kalau kita ngomong binaraga sebenarnya semakin kita berikan makanan berkualitas otomatis yang dihasilkan berkualitas kan. Ya kalau nominal enggak bisa dibilang, sudah banyak. Di bulan ini memang saya sudah limit," terangnya.

900 Atlet Belum Cair, dari Banyak Cabor

Tangkapan layar video viral atlet binaraga Kabupaten Malang mengolah ayam tiren untuk dikonsumsi. Foto: Dok. Istimewa
Indra menambahkan bahwa persoalan keterbatasan anggaran untuk para atlet tidak hanya di binaraga saja, namun di cabang olahraga (cabor) lainnya.
"Sebenarnya bukan cabor kita saja. Ada 900 atlet belum cair memang. Di semua cabor ya, kita di cara yang berbeda di posisi yang sama. Semua mempunyai masalah sendiri-sendiri. Ada yang enggak bisa sewa tempat buat latihan. Sebenarnya punya masalah yang sama cuma kita dalam posisi yang sama," katanya.
ADVERTISEMENT
"Para atlet khususnya di daerah untuk lebih diperhatikan. Kita berjuang atas nama tanah kita sendiri. Lebih perhatian lah," tambahnya.

Pemkab Malang Upayakan Peningkatan Anggaran

Sementara itu, Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Nurman Ramdasyah, membenarkan bahwa atlet binaraga Kabupaten Malang mengonsumsi ayam tiren untuk kebutuhan gizi mereka.
"Bahwa itu memang betul ya. Kemarin kita kumpul-kumpul silaturahmi salah satunya kita bahas itu. Sebetulnya persoalan kekurangan anggaran kan sudah lama dan semua cabor mengalami hal yang sama. Kalau dibilang kurang ya kurang lah," kata Nurman.
Ia juga membenarkan bahwa ada keterbatasan anggaran bagi para atlet di Kabupaten Malang.
"Kalau minim boleh dibilang minim ya, memang iya minim (anggaran atlet). Kalau terhambat itu persoalan teknis saja. Ada macam-macam, ada rekeningnya tidak aktif, rekening bank-nya beda jadi nunggu. Bukan itu masalahnya tapi masalahnya adalah nanti peningkatan anggaran supaya lebih patut lagi," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya persoalan ini, kata Nurman, Pemkab Malang akan mengupayakan peningkatan anggaran kepada para atlet agar bisa memenuhi kebutuhannya.
"Dengan catatan nanti kita upayakan anggarannya bertambah melalui TDAK anggaran tidak terduga. Ya itu tadi kita mohon untuk dimaklumi dulu dan teman-teman tetap bersemangat terhadap kondisi ini. Makanya mereka berani targetnya 3 besar Jawa Timur. Itu bisa diartikan sebenarnya tidak berpengaruh meskipun di satu sisi kami pemerintah tetap harus mengupayakan peningkatan anggaran itu," ujarnya.