Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Siapa yang tak kenal dengan Majalah Bobo? Majalah ini kerap menemani masa kecil anak kelahiran 1980-an hingga sekarang. Di masa jayanya sekitar tahun 1980-an hingga awal tahun 2000-an, Majalah Bobo bahkan menggelar Bobo Fair pada saat liburan sekolah dan juga mengadakan Operet Bobo dengan bintang-bintang tamu artis terkenal pada masanya, seperti Tora Sudiro dan Titi Kamal.
ADVERTISEMENT
Kalau dilihat dari perjalanannya, Majalah Bobo memang sudah terbit sejak 14 April 1973. Majalah ini awalnya diadaptasi dari majalah terbitan di Belanda dengan judul yang sama dan sudah terbit sejak tahun 1968. Jadi kalau dihitung, tahun ini Majalah Bobo genap berusia 50 tahun.
Lantas apa yang membuatnya tetap bertahan?
Banyak yang mengira edisi cetak majalah terbitan Kompas Gramedia itu sudah berhenti diproduksi. Padahal, nyatanya majalah anak ini masih rutin terbit setiap pekan, tepatnya di Hari Kamis.
Meski begitu David Togatorop, Editor In Chief Majalah Bobo, menyebut memang ada tantangan nyata yang dihadapi penerbit di era digital saat ini.
"Tantangan mengenalkan Majalah Bobo kepada anak-anak Gen Z adalah menumbuhkan minat dan kecintaan membaca, terutama cerita fiksi," ujar David, Jumat (7/7) pagi.
ADVERTISEMENT
"Karakter Gen Z yang baik dalam kecepatan dan logika membuat mereka cukup sulit beradaptasi dalam menikmati proses membaca bacaan seperti cerpen dan dongeng," lanjutnya.
Tapi David menegaskan Majalah Bobo masih menjadi majalah anak-anak nomor satu di Indonesia. Menurutnya pembaca Bobo generasi dahulu punya kemudahan untuk mendapatkan Majalah Bobo dan diberikan kepada anak-anak mereka.
Strategi lain yang dilakukan Majalah Bobo adalah beradaptasi dengan membuat berbagai channel distribusi konten di berbagai platform. Misalnya dengan menggunakan Bobo.id dan bentuk digital dari Majalah Bobo.
Berdasarkan pantauan kumparan, kini Majalah Bobo juga tersedia di website Gridstore.id dan tetap bisa dibeli versi cetaknya di berbagai market place.
Edisi spesial 50 tahun Bobo yang sukses booming di media sosial tentu juga salah satu cara untuk kembali mengenalkan Majalah Bobo di era digital.
ADVERTISEMENT
"Ya, terobosan baru tentunya dipersiapkan seperti yang sekarang, Edisi Koleksi Terbatas 50 Tahun Majalah Bobo,"ujar David.
Cerita Pembeli Majalah Bobo Edisi 50 Tahun
Strategi terakhir ini tampaknya berhasil di beberapa orang. Eka Theresia misalnya. Seorang karyawan swasta berusia 24 tahun, ikut membeli majalah Bobo Edisi 50 tahun.
Awalnya, dia tahu ada PO edisi ini ketika menggulir aplikasi TikTok di telepon genggamnya. Dia membelinya karena ingin bernostalgia, terutama ingin melihat lagi karakter Rong Rong di sana. Saat Eka tahu paket majalah Bobo sudah sampai, dia bahkan bergegas pulang ke rumah untuk unboxing.
Ada pula Titi, warga Bekasi, yang sudah langganan Majalah Bobo sejak 1999-2002. Di edisi ke 50 tahun ini ia tertarik membeli karena lagi-lagi terpancing nostalgia.
ADVERTISEMENT
Dulu Titi rela telat datang ke sekolah demi menunggu loper Majalah Bobo tiba di rumahnya. Sama seperti hari ini, dulu Bobo juga diantar loper tiap Kamis, hanya saja bukan dalam bentuk paket ekspedisi melainkan kurir yang mengendarai sepeda.
"Baru bisa tenang sekolah kalau udah baca Bobo terbaru, senang bacanya, bikin tahu dunia di luar sekolah," ujar Titi.