Sudan Izinkan Mahasiswa Indonesia Lanjutkan Studi Bila Kondisi Membaik

3 Mei 2023 15:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
WNI korban perang Sudan dilepas dari Jeddah Arab Saudi menuju Indonesia. Foto: KBRI Riyadh
zoom-in-whitePerbesar
WNI korban perang Sudan dilepas dari Jeddah Arab Saudi menuju Indonesia. Foto: KBRI Riyadh
ADVERTISEMENT
Ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) yang terpaksa menunda pendidikannya di Sudan dan dievakuasi ke Tanah Air akibat terdampak perang, akan disambut baik jika ingin kembali ketika kondisi sudah membaik.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu disampaikan secara langsung oleh Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Yassir Mohamed Ali, dalam sesi jumpa pers di kediamannya yang digelar pada Rabu (3/5). “Mereka sudah dievakuasi oleh Kedutaan Besar Indonesia di Khartoum,” tutur Ali.
“Saya berharap jika kondisi sudah membaik, mereka bisa kembali lagi ke Sudan untuk menuntaskan studi,” ungkapnya.
Diplomat yang baru tiba di Indonesia tiga bulan lalu itu mengatakan, sebagian besar WNI di Sudan menempuh pendidikan di International University of Africa (IUA) yang terletak di Ibu Kota Khartoum.
Namun Ibu Kota Khartoum saat ini menjadi titik tempur utama pecahnya perang antara militer negara Sudan (Sudanese Armed Forces/SAF) dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF).
Kondisi yang membara mendesak seluruh warga negara asing dievakuasi dari wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
“Mereka belajar di beberapa universitas di Khartoum. Kami menerima banyak pelajar Indonesia karena universitas kami cukup terkenal di kalangan warga Indonesia,” kata Ali.
Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Dr. Yassir Mohamed Ali, dalam jumpa pers di kediamannya di Jakarta Pusat, Rabu (5/5/2023). Foto: Aliyya Bunga/kumparan
Ali menambahkan, akibat pertempuran antara RSF dan SAF banyak infrastruktur sipil yang terdampak seperti rumah sakit dan kampus-kampus. Dia pun menjelaskan proses pemulihan pelayanan kampus saat ini sedang berlangsung dan pelajar WNI telah dievakuasi dengan aman dan kembali ke Jakarta.
“Mereka dapat kembali ke Sudan secepat mungkin jika mereka berkenan untuk melanjutkan pendidikan mereka,” tegas Ali. Dia menggarisbawahi bahwa kondisi di Sudan diprediksi akan kembali normal dalam jangka waktu tiga hingga empat bulan ke depan.
“Kami memprediksi situasi akan dapat kembali normal dan pelayanan kampus dapat berjalan normal kembali. Insyaallah akan kembali normal tiga atau empat bulan lagi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, setelah pertempuran yang pecah pada Sabtu (15/4) terjadi, pemerintah Indonesia telah bergerak cepat secara bertahap untuk mengevakuasi para WNI yang terjebak di tengah pertempuran.
Menlu RI Retno Marsudi dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono saat menyambut kedatangan kloter pertama WNI yang dievakuasi dari Sudan, di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jumat (28/4/2023). Foto: Kemlu RI
Meski kondisi untuk mewujudkan hal itu terbilang sulit akibat belum ada gencatan senjata yang berhasil disetujui dan pengadaan koridor kemanusiaan pun terhambat, tetapi berkat bantuan dari negara tetangga Sudan, pemerintah berhasil memulangkan hampir 950 WNI.
Hal tersebut sebelumnya diungkap oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, pada Selasa (2/5). Retno mengatakan, sejauh ini sudah ada tiga tahap pemulangan yang telah diupayakan oleh pemerintah dan pemulangan tahap keempat dijadwalkan digelar hari ini.
“Tahap pertama, 385 orang tiba pada 28 April dengan Garuda Indonesia. Tahap kedua 363 orang tiba pada 30 April dengan Garuda Indonesia. Tahap ketiga 75 orang tiba 1 Mei dengan pesawat TNI AU. Sementara 6 WNI mengatur kepulangannya secara mandiri,” kata Retno.
ADVERTISEMENT
“Per hari ini, sebanyak 949 WNI telah dievakuasi dari Sudan dengan rincian, 930 orang dievakuasi via Jeddah [Arab Saudi] 13 orang dievakuasi via Mesir, dan 6 orang dievakuasi via Persatuan Emirat Arab [Uni Emirat Arab],” sambung dia.