Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Sudan Membara, Pesawat Saudia yang Hendak Take Off ke Riyadh Terbakar
15 April 2023 21:14 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Baku tembak menggunakan senjata berat terjadi sejak Sabtu (15/4) pagi di ibu kota Sudan , Khartoum. Kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RFS) — yang disebut sebagai musuh oleh militer Sudan — bahkan berhasil merebut Istana Presiden dan menginfiltrasi bandara internasional.
ADVERTISEMENT
Di bandara internasional, dua pesawat sipil menjadi korban. Salah satu pesawat itu adalah Saudia — dulu bernama Saudi Airlines — yang hendak take off menuju Ridyadh pada Sabtu pagi.
Khartoum ke Riyadh bisa ditempuh dengan penerbangan nonstop selama 2 jam 45 menit.
Dalam video yang viral di medsos, tampak dua pesawat yang terbakar, yaitu Saudia Airbus A330 dan SkyUp Boeing 737. Kedua pesawat terbakar di tengah suara tembakan dan ledakan hebat terdengar di bandara.
Setelah api padam, terlihat ekor pesawat Saudia terlepas dari badan. Belum diketahui nasib kru dan penumpang pesawat.
Manajemen Saudia telah mengeluarkan pernyataan resmi tentang peristiwa yang terjadi Khartoum, tapi tidak menyinggung adanya kebakaran. Maskapai nasional Arab Saudi ini hanya menyebut pesawat mengalami insiden.
ADVERTISEMENT
"Saudia menyatakan bahwa pesawat A330, nomor penerbangan SV458 mengalami insiden di Bandara Internasional Khartoum sebelum lepas landas ke Riyadh pada Sabtu pagi, 15 April," tulis Saudia dalam pernyataan tertulis.
Akibat peristiwa ini, semua penerbangan Saudia dari dan ke Khartoum disetop. Maskapai penerbangan bertarif rendah yang berbasis di Saudi, Flynas, juga menghentikan operasinya dari dan ke Khartoum.
Serangan di bandara Khartoum juga menyebabkan sejumlah maskapi terdampak seperti EgyptAir, Turkish Airlines, Qatar Airways, Emirates, SalamAir, Air Arabia, Ethiopian, dan banyak lagi.
Baku tembak di ibu kota Sudan diduga kuat akibat perbedaan pendapat antara militer dan RSF terkait reformasi keamanan dan integrasi RSF ke dalam militer Sudan.
Kemlu RI juga merilis peringatan bagi ribuan WNI yang berada di Sudan untuk waspada.
ADVERTISEMENT