Sudan Selatan di Ambang Perang Saudara, Penangkapan Wapres Penyebabnya

27 Maret 2025 14:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Sudan Selatan Salva Kiir (Kanan) berdiri bersama Wakil Presiden Pertama Riek Machar. Foto: Simon Maina/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Sudan Selatan Salva Kiir (Kanan) berdiri bersama Wakil Presiden Pertama Riek Machar. Foto: Simon Maina/AFP
ADVERTISEMENT
Negara termuda di dunia, Sudan Selatan, di ambang perang saudara. Pemicunya adalah ditangkapnya Wapres Riek Machar pada Rabu (26/3).
ADVERTISEMENT
PBB memperingatkan penangkapan Machar akan menciptakan konflik yang menyebar di seluruh negara.
Penangkapan Machar diinformasikan oleh partai tempatnya bernaung. Upaya penangkapan dilakukan di kediaman Machar di Ibu Kota Juba.
Saat penangkapan, ada 20 mobil rantis masuk ke kediaman sang Wapres. Sampai saat ini nasib Machar belum diketahui.
“Kami mengutuk keras aksi inkonstitusional yang dilakukan hari ini oleh Menhan dan Kepala Keamanan Nasional beserta 20 rantis yang memaksa masuk ke kediaman Wapres Pertama,” kata salah satu kolega Machar, Reath Muoch Tang, seperti dikutip dari AFP.
“Pengawalnya dilucuti senjatanya, dan surat penangkapan tidak jelas apa dakwaannya. Upaya yang dilakukan saat ini adalah untuk merelokasinya,” sambung dia.
Menurut misi PBB untuk Sudan Selatan (UNMISS), kondisi negara itu setelah penangkapan Machar seperti semakin terjerembab ke dalam jurang.
ADVERTISEMENT
“Malam ini, para pemimpin negara seperti berdiri di ujung kembali konflik besar,” kata Kepala UNMISS Nicholas Haysom.
“Pelanggaran perjanjian damai pada 2018 tidak hanya mememperburuk Sudan Selatan, tapi juga berdampak pada seluruh kawasan,” sambung dia.

Merdeka dari Sudan 2011

Sudan Selatan baru merdeka dari Sudan pada 2011. Dua tahun sesudahnya Sudan Selatan masuk ke perang saudara melibatkan Presiden Salva Kiir dan Wapres Machar.
Sebanyak 400 ribu orang tewas akibat perang saudara itu. Peperangan berhenti setelah pada 2018 pihak bertikai sepakat berdamai dengan perjanjian pembagian kekuasaan.
Sejumlah analis menyebut, potensi perang saudara kembali menyala lantaran tindakan Kiir yang menyisihkan pencalonan Machar sebagai penggantinya.