Sudirman: Ada Bisik-bisik, Semua Parpol Masuk Koalisi Saja, Tinggal 1-2 di Luar

3 Maret 2024 1:09 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Sudirman Said hadiri diskusi Rethinking Indonesia: Pemilu Terburuk dalam Sejarah Indonesia, Akankah Kita Terpuruk di Hotel Grand Dhika, Sabtu (2/3/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sudirman Said hadiri diskusi Rethinking Indonesia: Pemilu Terburuk dalam Sejarah Indonesia, Akankah Kita Terpuruk di Hotel Grand Dhika, Sabtu (2/3/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eksekutif Co-captain Timnas AMIN, Sudirman Said, mengaku sempat mendengar bisik-bisik soal kondisi politik di Indonesia pasca-Pemilu 2024. Sudirman menduga, saat ini Indonesia sedang masuk di fase kesadaran setiap 20-an tahun sekali.
ADVERTISEMENT
"1908 itu masa pertama [kita] sadar sebagai bangsa. Maka ada kebangkitan nasional. Kemudian 20 tahun berikutnya, 1928, itu kesadaran bersatu, ada sumpah pemuda. Kurang lebih 20 tahun kemudian, 1945 itu muncul kesadaran bernegara, kita menyatakan kemerdekaan," kata Sudirman di diskusi di Hotel Grand Dhika, Jaksel, Sabtu (2/3).
Siklus itu, menurut Sudirman, kembali terjadi sekitar 20 tahun kemudian saat Presiden Soekarno, yang hebat dalam pembangunan bangsa, digantikan oleh Presiden Suharto karena dianggap 'lupa' pada fokus pembangunan ekonomi. Setelah itu, Suharto yang dikenal sebagai Bapak Pembangunan diturunkan karena rakyat Indonesia menemukan kesadaran baru, yaitu kesadaran berdemokrasi.
"Saya betul-betul khawatir, apakah masa-masa ini akan menjadi siklus 20 tahunan yang membalikkan keadaan atau bertambah 20 tahun lagi keadaan seperti ini, sehingga kerusakan akan terjadi, terus menerus dalam waktu 20 tahun ke depan," tutur Sudirman.
ADVERTISEMENT
Ia bahkan mengaku sudah mendengar ada bisik-bisik soal skenario bahwa keadaan seperti sekarang akan berlangsung hingga 20-25 tahun ke depan. Sudirman juga mengaku mendengar ada bisik-bisik soal seluruh partai di Indonesia akan masuk ke satu koalisi besar secara permanen.
"Sudah mulai ada bisik-bisik, sudah seluruh partai dimasukkan saja dalam koalisi besar, permanen, jangka panjang, [dan] tinggal 1 atau 2 ditinggalkan di luar," ucap Sudirman.
"Ini satu itikad yang sangat buruk yang akan membuat kita semakin terjerembab, yang saya sebut tadi bisa masuk kategori unfixable, tidak bisa diperbaiki," tegasnya.

Bicara Ironi Politik

Sudirman Said hadiri diskusi Rethinking Indonesia: Pemilu Terburuk dalam Sejarah Indonesia, Akankah Kita Terpuruk di Hotel Grand Dhika, Sabtu (2/3/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Dalam kesempatan yang sama, Sudirman juga bicara soal ironi perpolitikan di Indonesia yang menurutnya makin terpisah dari kebaikan. Ia menyebut setelah 78 tahun merdeka, demokrasi Indonesia justru merosot meski sudah banyak masyarakat yang berpendidikan.
ADVERTISEMENT
"Tapi hari ini hampir semua orang melek huruf, doktornya banyak, seperti ada dua kolom terpisah antara politik sama kebaikan toh Mas. Jadi ada kata-kata, orang baik kok masuk politik," ucapnya
Ia menilai, seharusnya jarak antara kebaikan dan politik perlu diperpendek. Namun untuk bisa mencapai titik itu, Sudirman mengakui, dibutuhkan kesabaran karena banyak kepentingan di dalamnya.
"Mungkin saya agak realistis, mungkin tidak bisa buru-buru, tapi harus dimulai dan saya berharap pada kalangan muda, itu akan menjadi penerima tongkat estafet, harus dipersiapkan karena memang keadaannya memang tidak menguntungkan bagi kalian," pungkasnya.