Sudirman Said Soal Wafatnya Salim Said: Kita Kehilangan Pemikir Kenegaraan

18 Mei 2024 23:06 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sudirman Said di program Info A1 kumparan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sudirman Said di program Info A1 kumparan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Eks Menteri ESDM Sudirman Said menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Prof. Salim Said. Mantan Dubes RI untuk Ceko itu meninggal di RSCM pada Sabtu (18/5) sekitar pukul 19.33 WIB.
ADVERTISEMENT
"Kita kehilangan salah satu pemikir politik kenegaraan yang sangat tajam dalam melihat berbagai persoalan bangsa. Sampai saat-saat sebelum sakit, Prof. Salim Said terus aktif menyuarakan berbagai pemikiran yang berpihak pada kepentingan publik," kata Sudirman Said dalam keterangannya.
Said Didu (kiri), Salim Said (tengah), dan Sudirman Said (kanan), saat berfoto tersama. Foto: Dok. Sudirman Said
Sudirman Said menyebut, Salim Said selalu aktif dalam diskusi-diskusi bersama sejumlah tokoh salah satunya mantan Anggota DPD Asal Sulteng, Ichsan Loulembah saat semasa hidupnya. Ichsan Loulembah meninggal pada Minggu (30/7/2023).
"Beliau amat aktif dalam diskusi-diskusi di Forum Institut Peradaban, lembaga yang didirikan bersama sejumlah tokoh, termasuk almarhum Ichsan Loulembah," ujarnya.
Salim Said Pembelajar Sejati
Salim Said Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Di mata Sudirman, Salim adalah sosok yang sangat memberi inspirasi. Selain itu, Salim juga dianggap sebagai ilmuwan yang memahami peran politik ABRI sejak masa orde baru hingga reformasi.
ADVERTISEMENT
"Yang sangat memberi inspirasi bagi saya adalah, Prof Dr Salim Said seorang pembelajar sejati. Pendidikan formalnya diawali dengan seni, lantas menjadi kritikus film dan wartawan yang amat menonjol tulisan-tulisannya. Dengan itu beliau mendapat beasiswa hingga menyelesaikan PhD di bidang politik," imbuhnya.
"Dr. Salim Said adalah di antara sedikit ilmuwan yang memahami sangat dalam peran politik ABRI (TNI) dalam transisi sejak masa orde baru hingga era reformasi," lanjutnya.
Menurut Sudirman, Salim adalah sosok yang bersahaja dan selalu terbuka dalam setiap diskusi terkait tata negara atau politik. Ia mengaku kerap berdiskusi dengan Salim Said. Diskusi tersebut bahkan kerap kali hingga larut malam.
"Hidup pribadi Dr. Salim Said sangat bersahaja, tetapi pikirannya dan karya-karya ilmiahnya sangat mewarnai khazanah politik kenegaraan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Di saat-saat tertentu ketika melihat berbagai penyimpangan atau ketidakberesan dalam urusan tata negara atau politik, beliau bisa menelepon tengah malam untuk mengajak diskusi, atau bertemu untuk bertukar informasi. Saya sangat menikmati diskusi dengan beliau, karena memperkaya perspektif dalam memahami berbagai persoalan," sambungnya.
Sudirman mendoakan Salim semoga husnul khatimah.
"Semoga Pak Salim Said husnul khatimah, berbekal ilmu yang telah beliau tebarkan. Innalillahi wainnailaihi rajiun," tutupnya.