Sudirman Said soal Hoaks Kuasai KPK: Kaset Kusut dari Penjahat Bayaran

8 Oktober 2019 13:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said, saat di konferensi pers BPN Prabowo-Sandi di Media Center BPN, Jakarta, Senin (18/2). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said, saat di konferensi pers BPN Prabowo-Sandi di Media Center BPN, Jakarta, Senin (18/2). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Isu Sudirman Said berupaya ‘menguasai’ KPK bergulir di media sosial. Isu liar itu menyebut eks menteri ESDM itu memiliki tujuan akhir menjadi kekuatan pendikte Presiden Jokowi lewat kanal politik intelektual menengah. Muaranya, kekuasaan di tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Informasi yang beredar dalam bentuk dokumen PDF maupun utas di Twitter menyebut awal dari pergerakan Sudirman Said menuju tujuannya adalah dengan membentuk Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) pada tahun 1998.
Dalam berkas itu tertulis nama-nama yang menjadi ‘motor’ pergerakan Sudirman Said. Mulai Ahmad Fikri Assegaf (pendiri Pusat Studi Hukum Indonesia), Amien Sunaryadi (eks Kepala SKK Migas dan eks Komisioner KPK), Bambang Harymurti (eks Pemimpin Redaksi Majalah TEMPO), Chandra Hamzah (eks Komisioner KPK), Erry Riyana Hardjapamekas (eks Komisioner KPK), hingga Hamid Chalid (pendiri Pusat Studi Hukum dan Kebijakan UI),
Mereka disebut sebagai orang yang mengkamuflase dirinya sebagai kelompok bersih, tapi ternyata sekelompok yang mengejar jabatan. Dalam kata lain, enam orang itu dituduh menggunakan KPK sebagai marketplace politics.
ADVERTISEMENT
Sudirman Said juga dituduh ingin menguasai KPK demi menguasai jaringan perdagangan minyak di Indonesia.
Ada satu nama lagi yang disebut dalam dokumen yang beredar tersebut. Dia adalah Novel Baswedan.
Novel dituduh sebagai tangan utama Sudirman Said di KPK. Sebab, kata dokumen itu, Novel adalah komandan paling dipatuhi di Wadah Pegawai KPK.

Sudirman Said Membantah

Sudirman Said membantah keras isu-isu yang beredar tersebut. Ia menyebut hoaks sengaja diciptakan oleh mereka yang tidak senang dengan pemberantasan korupsi di Indonesia.
“Ini kaset usang yang coba terus diputar. Kira kira yang memutar pihak yang sama, yang tidak ingin korupsi diberantas. Pihak yang tidak ingin mafia dan pemburu rente diberantas,” kata Sudirman di Jakarta, Selasa (8/10).
ADVERTISEMENT
Sudirman juga menyebutkan beberapa buzzer yang menyebarkan isu ini. Kata dia, kebanyakan dari mereka tidak menyebutkan identitasnya.
Ia menyebut akun-akun seperti: MataMataRakyat, Sultan_Giveaway, kahfitime, BaraKueh, AlonAlon_, Andreeeee_x, hingga DhyLa_Lha,
“Kalau diperhatikan penggerak itu kebanyakan anonymous. Penyiapannya serius, tapi sayangnya tidak mau menampakkan identitasnya. Artinya penulisnya sendiri ragu bahkan takut pada apa yang ditulisnya,” ungkap dia.
Sudirman mengaku tidak mengerti tujuan sesungguhnya dari postingan itu. Tapi, kata dia, yang jelas ini konspirasi jahat antara yang punya uang dan pelakunya.
“Artinya pelakunya penjahat bayaran. Yang membayar adalah pemodal jahat,” tutur Ketua Institut Harkat Negeri ini.
Ia menjelaskan, kelahiran KPK adalah tuntutan zaman. Ketika KPK dilahirkan, semua pihak bahu membahu.
ADVERTISEMENT
“Negara dan bangsa ini membutuhkan lembaga KPK yang kuat,” tegas Sudirman Said.
Sudirman Said sepenuhnya yakin rakyat Indonesia paham betul perihal itu. Kata dia, nurani rakyat akan bicara.
“Indonesia akan butuh banyak manusia lurus. Kepada para penyebar fitnah dan kebohongan, mohon ampunlah pada Tuhan Yang Maha Kuasa. Jangan mengumbar nafsu serakah, menebar fitnah. Alam bisa marah,” saran Sudiman Said.