Sufmi Dasco Dikukuhkan Jadi Guru Besar, Prabowo, Kapolri, hingga Puan Hadir

1 Desember 2022 18:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian Partai Gerindra di kediaman Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta pada Kamis (10/11). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sufmi Dasco Ahmad, Ketua Harian Partai Gerindra di kediaman Prabowo Subianto, Kertanegara, Jakarta pada Kamis (10/11). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Hukum oleh Universitas Pakuan, Bogor Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Pengukuhan dihadiri sejumlah tokoh negara seperti Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua MPR Bambang Soesatyo, hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Dalam prosesi pengukuhan, Dasco menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul "Pemilu Demokratis dan Bermartabat dalam Bingkai Semangat Kedaulatan Rakyat".
Orasi ilmiah ini mengangkat tema suasana pemilu yang menurutnya sebagai puncak dari pesta demokrasi di Indonesia.
"Dalam paham kedaulatan rakyat, rakyatlah yang dianggap sebagai pemilik dan pemegang kekuasaan tertinggi suatu negara. Rakyatlah yang menentukan corak dan cara pemerintahan diselenggarakan. Rakyatlah pula yang menentukan tujuan yang hendak dicapai oleh negara dan pemerintahannya itu," kata Dasco dalam orasinya di SICC, Sentul, Jawa Barat, Kamis (1/12).
"Sesuai prinsip kedaulatan rakyat, maka seluruh aspek penyelenggaraan pemilihan umum harus dikembalikan kepada rakyat untuk menentukannya," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
Dasco mengajak semua pihak untuk melaksanakan pemilu dalam semangat persaudaraan. Ia menegaskan, ini penting agar pemilu sebagai pesta demokrasi dan pesta rakyat benar-benar terasa dan terwujud.
Temu Kader Gerindra se-Tangerang Raya dipimpin Sufmi Dasco Ahmad. Foto: Yoga/Gerindra
"Kami juga ingin mengatakan pemilu adalah pesta demokrasi, maka kita juga harus mengatakan bahwa pemilu dilaksanakan dengan semangat persaudaraan, maka di akhir kegiatan pemilu juga harus berada dalam suasana semangat persaudaraan," ujar Dasco dalam orasinya.
Masyarakat dan para elite politik saat ini, lanjut dia, perlu mengingatkan kembali semangat pemilu pertama pada 1955.
Saat itu memang terjadi perbedaan pendapat yang tajam di kalangan pemimpin bangsa, tetapi mereka tetap berada dalam semangat persaudaraan sebagai sesama anak bangsa.
"Persaingan selama pelaksanaan Pemilihan Umum 1955 tidak menghilangkan semangat kebangsaan mereka. Pemilihan umum memang akan menghasilkan prestasi politik dalam sebuah suasana kontestasi tajam, tetapi para peserta pemilihan umum tersebut dapat kembali lagi menjalin persaudaraan sebagaimana juga diperlihatkan oleh para pemimpin Indonesia pasca reformasi 1998," ungkap politikus Gerindra itu.
ADVERTISEMENT
Dasco juga mengingatkan jajaran penyelenggara pemilu baik KPU, Bawaslu dan DKPP untuk selalu profesional dan memiliki kredibilitas yang dapat dipertanggungjawabkan. Terlebih, wilayah Indonesia yang luas dengan jumlah penduduk yang besar dan menyebar di seluruh pelosok tanah air serta memiliki kompleksitas nasional.
"Karena itu, perlu dilakukan upaya untuk lebih meningkatkan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi penyelenggaraan pemilu," paparnya.
"Upaya tersebut antara lain dapat ditempuh melalui pendidikan politik dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban, meningkatkan partisipasi politik dan inisiatif warga negara, serta meningkatkan kemandirian dan kedewasaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," pungkas dia.
Sementara itu, Menhan Prabowo Subianto yang hadir memberi sambutan dan selamat kepada Dasco.
ADVERTISEMENT
Ketum Partai Gerindra itu pun berpesan kepada Dasco untuk tetap amanah mengemban jabatannya sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum.
"Kalau kita berjuang bersama, tidak ada atasan atau bawahan. Kalau kita berjuang bersama, kita memiliki nilai yang sama, kita adalah kawan seperjuangan. Kawan seperjuangan, tidak melihat posisi, tidak mementingkan duduk yang paling depan atau yang duduk paling belakang. Siapa tahu yang duduk paling belakang, dialah yang berbuat besar," kata Prabowo.