Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
BNNP Jawa Tengah langsung bergerak saat mendapat informasi adanya sejumlah anak jalanan yang mabuk air rebusan pembalut. Selain menemui para pelaku, BNN juga menguji kandungan pembalut maupun air rebusannya, yang belakangan diketahui tak ada kandungan narkoba maupun psikotropika.
ADVERTISEMENT
Namun, ada sejumlah fakta menarik yang ditemukan di lapangan. Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Jateng AKBP Suprinarto menyebut, anak-anak itu mengaku merasakan sensasi fly setelah minum air rebusan pembalut, terlebih pembalut bersayap.
"Sensasi yang menurut mereka kuat, lebih mantap, itu menggunakan pembalut yang bersayap. Mengapa bersayap mungkin karena di sayap itu kan ada lem," ujar Suprinarto, Kamis (15/11) di Kantor BNNP Jawa Tengah.
Namun, setelah diteliti di lab BNN dan lab kimia LIPI, tidak ada kandungan BTX (zat yang terdapat di lem yang biasa digunakan anak jalanan untuk mendapat sensasi nge-fly) dan zat memabukkan lainnya di pembalut jenis apapun. Zat yang terkandung di pembalut hanya klorin, itu pun kadarnya sedikit.
Oleh karena itu BNN meyakini, sensasi nge-fly hanya sugesti dari anak-anak jalanan tersebut karena mereka memiliki riwayat mengonsumsi obat-obatan.
ADVERTISEMENT
"Dari analisis psikiater juga membuktikan itu lebih daripada proses sugesti, sehingga bisa me-recall halusinasi dari efek obat-obatan yang pernah mereka gunakan sebelumnya,” ujar Humas BNN, Kombes Sulistriandiatmoko, dalam wawancara terpisah.
Terlebih menurut pengakuan anak jalanan peminum air rebusan pembalut, Bodi (bukan nama sebenarnya), biasanya ada paksaan dari senior. Anak jalanan junior yang tak mau menuruti perintah senior sering dipukuli dan dianiaya. Maka jika senior menyuruh beli pembalut, merebus, dan meminumnya, mereka harus mematuhi.
Selain itu, biasanya anak-anak tersebut mengonsumsi pil atau minuman racikan lainnya setelah meneguk air rebusan pembalut. Bisa jadi efek yang ditimbulkan karena zat-zat lain yang diminum setelahnya.
Ironisnya, tak hanya pembalut baru, mereka terkadang juga merebus pembalut bekas pakai yang didapat setelah mengorek-orek tempat sampah. "Karena enggak punya duit atau apa mereka mengais makanan, sekalian dapat pembalut, ada juga pampers popok bayi," urai Suprinarto.
ADVERTISEMENT
Realitas penyimpangan anak-anak tersebut begitu mengkhawatirkan. Selain perhatian orang tua yang harus diperbaiki, sinergi lintas instansi pemerintahan juga harus ditingkatkan.
"Kita mengharapkan stakeholder terkait untuk bersama-sama mengurai ini lalu melakukan antisipasi terutama untuk anak-anak kita,” tutur Suprinarto.
----------------------------------------------
Simak penjelasan lainnya dalam konten spesial dengan follow topik Mabuk Rebusan Pembalut.
Live Update