Sugiono: Krisis Myanmar dan Buruknya Kondisi Rohingya Berdampak ke Indonesia

10 Januari 2025 17:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mentri Luar Negeri Sugiono menyampaikan pidato pada PPTM 2025 di Jakarta, Jumat (10/1/2025). Foto: Tiara Hasna/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mentri Luar Negeri Sugiono menyampaikan pidato pada PPTM 2025 di Jakarta, Jumat (10/1/2025). Foto: Tiara Hasna/kumparan
ADVERTISEMENT
Menlu Sugiono mengakui perang saudara di Myanmar berdampak pada Indonesia. Myanmar jatuh ke dalam krisis sejak kudeta pada 2021 itu.
ADVERTISEMENT
Sugiono menyatakan konflik di Negeri Seribu Pagoda itu menciptakan krisis kemanusiaan yang tak hanya membebani Myanmar, tetapi juga memengaruhi stabilitas kawasan Asia Tenggara.
Sejak beberapa tahun terakhir, ribuan pengungsi Rohingya terdampar di Indonesia termasuk di provinsi Aceh. Yang teranyar pekan lalu lebih dari 260 orang pengungsi Rohingya tiba di Aceh secara ilegal.
Adapun Sugiono juga mengingatkan bahwa Indonesia tidak imun terhadap berbagai krisis global.
“Dunia menghadapi tantangan besar, mulai dari konflik geopolitik di berbagai kawasan hingga krisis iklim, pangan, energi, dan air yang semakin memperburuk kerawanan global. Semua ini memberi dampak nyata pada perdamaian dan ketertiban dunia,” terangnya.

Konflik Myanmar

Personel militer berjaga saat ratusan pengungsi menyeberangi perbatasan sungai antara Myanmar dan Thailand, kota perbatasan strategis ke tangan pemberontak yang memerangi junta militer Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, Sabtu (13/4/2024) Foto: Athit Perawongmetha/Reuters
Kekerasan yang terjadi di Myanmar telah merenggut ribuan nyawa dan memaksa ratusan ribu orang mengungsi.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, junta militer belum mematuhi Five-Point Consensus (5PC) yang digagas ASEAN untuk memulihkan stabilitas. 5PC ditetapkan saat KTT khusus terkait krisis Myanmar digelar di Jakarta pada 2021.
Meskipun komunitas internasional, termasuk PBB, telah menjatuhkan sanksi kepada junta, Indonesia menolak langkah sepihak dari negara lain.
“Sanksi yang kami akui hanya yang datang dari PBB. Indonesia tidak mendukung sanksi unilateral karena bertentangan dengan prinsip internasional,” tegas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Rolliansyah Soemirat, pada Desember 2024.
Roy menambahkan, Indonesia sebagai bagian dari ASEAN berkomitmen membantu Myanmar memulihkan stabilitas.
“Bagaimana pun juga, Myanmar adalah bagian dari ASEAN, dan tugas kita adalah membantu mereka kembali stabil,” katanya.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Rolliansyah Soemirat saat konferensi pers di Menteng Jakarta Pusat, Senin (23/12/2024). Foto: Tiara Hasna/kumparan