Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Masalah dualisme kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) masih muncul. Sebab, di luar PPP yang diakui pemerintah, masih ada kubu muktamar Jakarta yang dipimpin Humprey Djemat.
ADVERTISEMENT
Setelah M. Romahurmuziy ditangkap KPK, peluang islah dua kubu di PPP justru makin besar. Sekjen PPP Arsul Sani menyebut, Plt Ketum Suharso Monoarfa sudah menjalin komunikasi dengan Djan Faridz.
"Pak Suharso sendiri sudah bertemu dengan Pak Djan, itu sudah disampaikan juga, sudahlah kita bersama-sama bersatu lagi," kata Arsul di Kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (20/3)
"Tolong sampaikan kepada teman-teman, di kubu Humphrey yang saya kira jumlahnya enggak banyak lagi, kalau mau islah datanglah ke sini, saya ada di sini. Datanglah, any time lah, janjian," tambahnya.
Bahkan, lebih jauh, Arsul menuturkan, istri Humphrey Triana Dewi Seroja telah bergabung di Tim Kampanye Daerah (TKD) Jokowi-Ma'ruf Amin DKI.
ADVERTISEMENT
"Walaupun Pak Humprey-nya pendukung 02, tapi Bu Triana itu anggota TKD DKI di bawah pimpinan Pak Pras (Prasetyo Edi)," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, kubu Humphrey telah mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo-Sandi. Arsul menegaskan, pilihan politik PPP Muktamar Surabaya sudah tidak bisa berubah lagi, yakni tetap mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Kan arah dukungan pilpres enggak bisa diubah, karena kita menandatangani surat pencapresan resmi kepada KPU dan tak ada di UU pemilu yang membuka peluang untuk berubah," sebutnya.
Sebelumnya, Ketum PPP Romahurmuziy diciduk KPK di Surabaya, akibat dugaan suap jual beli jabatan di lingkungan Kementerian Agama. Kini, PPP dikomandoi oleh Plt Ketua Umum Suharso Monoarfa.