Suhu Makkah Nyaris 50 Derajat Celsius, tapi Lantai di Ka'bah Tetap Dingin

17 Mei 2022 9:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tawaf di sekeliling Ka'bah saat suhu mencapai 47 derajat Celsius, Senin (16/5/2022). Foto: YouTube/Qurantvsa
zoom-in-whitePerbesar
Tawaf di sekeliling Ka'bah saat suhu mencapai 47 derajat Celsius, Senin (16/5/2022). Foto: YouTube/Qurantvsa
ADVERTISEMENT
Suhu di kota suci Makkah mencapai 49 derajat Celsius pada Minggu (15/5) dan 47 derajat Celsius pada Senin (16/5).
ADVERTISEMENT
Meski suhu mendekati 50 derajat Celsius, namun tak mengganggu jemaah umrah untuk melaksanakan Tawaf, yaitu mengelilingi Ka’bah 7 kali putaran berlawanan arah jarum jam.
Jemaah umrah juga tetap melaksanakan salat berjemaah di Mataf, nama area di sekeliling Ka’bah, yang tanpa atap.
Tayangan suasana Masjidil Haram 24 jam di kanal YouTube@qurantvsa pada hari Senin (16/5) memperlihatkan suhu tertinggi di sekitar Ka’bah terjadi sekitar pukul 13.00-15.00 WAS yang mencapai 47 derajat.
Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi sebelumnya memberikan peringatan adanya gelombang panas dengan suhu maksimal 46-49 derajat Celsius di kota suci Makkah pada Jumat hingga Senin (13-16 Mei 2022).
Anak kecil duduk di lantai yang dingin di bawah terik sang Surya Foto: gph.gov.sa
Namun, meski suhu udara tinggi, tetap saja jemaah beribadah di sekeliling Ka'bah dengan kaki telanjang sesuai peraturan.
ADVERTISEMENT
Sejumlah jemaah memakai payung guna melindungi dari terik Matahari. Namun, tak satu pun di antara mereka yang berjalan berjingkat karena menginjak lantai yang panas. Mereka berjalan biasa-biasa saja. Beberapa di antaranya duduk-duduk sambil berdoa di lantai.
Hawa memang panas, Matahari seolah tepat di atas ubun-ubun pada jarak terdekat. Tapi, lantai yang mereka injak tetap dingin atau sejuk. Itulah rahasianya mengapa suhu terik pada musim panas tidak mengganggu ibadah di sekitar Ka’bah.
Tawaf di sekeliling Ka'bah saat suhu mencapai 47 derajat Celsius, Senin (16/5/2022). Foto: YouTube/Qurantvsa

Marmer Diimpor dari Yunani

Sejak dulu lantai di sekeliling Ka’bah selalu menimbulkan kekaguman dan pertanyaan. Mengapa, kok, lantai tidak ikut panas padahal suhu sedang terik-teriknya. Alhasil, banyak yang mengira bahwa ada pipa-pipa air di bawah lantai. Ada juga yang mengira ada AC di bawahnya.
ADVERTISEMENT
Dugaan itu disangkal oleh pengelola Dua Masjid Suci. Dikutip dari Al Arabiya, jawaban yang tepat lantai tetap dingin karena menggunakan marmer berkualitas yang mahal dan langka. Marmer itu dari jenis Thassos yang ditambang di Yunani.
Marmer ini dipilih setelah melewati riset. Marmer didatangkan dari Yunani dalam ukuran besar lalu diolah di Arab Saudi untuk dipotong sesuai ukuran yang diperlukan. Ubin marmer yang dipasang cukup tebal, mencapai 3 jari pria dewasa atau 5 cm.
Jemaah umrah memakai payung yang dibagikan petugas Masjidil Haram untuk melindungi dari terik matahari. Foto: gph.gov.sa
Thassos mampu memantulkan sinar Matahari dan tetap sejuk di musim panas dan sebaliknya. Dengan kondisi ini, jemaah pun nyaman beribadah.
Para peneliti mengungkapkan marmer Thassos memiliki sifat termofisika yang unik karena komposisi dolomitnya. Tak cuma komposisinya yang unggul, marmer Thassos juga memiliki warna 'putih salju' yang cocok dengan kesucian situs keagamaan Masjidil Haram.
ADVERTISEMENT
Selain di Masjidil Haram, marmer langka ini juga dipergunakan di Masjid Nabawi, masjid suci kedua yang terletak di Madinah.