Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Suhu Tertinggi di Jabodetabek Tercatat di Tangsel, Capai 37,5°C
2 Oktober 2023 16:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Suhu di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi (Jabodetabek) belakangan ini sangat terik. Berdasarkan data hasil pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Indonesia (BMKG) selama periode tanggal 22 - 29 September 2023, suhu maksimum di wilayah Jabodetabek tercatat ada di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel).
ADVERTISEMENT
"Suhu maksimum terukur di wilayah Jabodetabek berada pada kisaran 35,0 - 37,5°C, di mana suhu maksimum hingga 37,5°C terukur di wilayah Tangerang Selatan pada tanggal 29 September 2023," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, dalam rilis BMKG yang dikutip kumparan, Senin (2/10).
Sementara untuk seluruh wilayah Indonesia, suhu tertinggi tercatat hingga hingga 38,0°C terukur di Kantor Stasiun Klimatologi Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 25 dan 29 September 2023, serta di Stasiun Meteorologi Kertajati, Majalengka - Jawa Barat pada tanggal 28 September 2023.
Dengan demikian, suhu 37,5°C di Tangsel hanya sedikit di bawah suhu tertinggi di Indonesia di angka 38°C.
Berlanjut hingga Oktober
BMKG memprediksi kondisi panas terik ini masih berlanjut hingga Oktober, mengingat kondisi cuaca cerah masih mendominasi pada siang hari.
ADVERTISEMENT
Guswanto mengungkapkan fenomena suhu panas terik itu dipicu oleh sejumlah dinamika atmosfer, yakni:
Pertama, kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara, termasuk Jabodetabek, didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah dan sangat minimnya tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari.
"Kondisi ini menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan karena tidak ada awan yang mengalangi," ucapnya.
Kondisi cuaca cerah masih akan mendominasi pada siang hari. Hal ini karena sebagian besar wilayah Indonesia terutama di selatan ekuator masih mengalami musim kemarau dan sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November.
Kedua, pada akhir September, posisi semu matahari bergerak ke arah selatan ekuator. Artinya sebagian wilayah Indonesia di selatan ekuator termasuk wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara mendapatkan penyinaran matahari yang relatif lebih intens dibandingkan wilayah lainnya. Pemanasan sinar matahari cukup optimal terjadi pada pagi menjelang siang dan pada siang hari.
ADVERTISEMENT
Namun, kata Guswanto, fenomena astronomis ini tidak berdiri sendiri dalam mengakibatkan peningkatan suhu udara secara drastis atau ekstrem di permukaan bumi.