Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Suhu udara di Bandung Raya terasa lebih dingin belakangan ini terutama pada malam hari. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG ) memberi penjelasan mengenai suhu di Bandung yang terasa lebih dingin tersebut.
ADVERTISEMENT
Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, menjelaskan suhu udara yang lebih dingin di Bandung merupakan fenomena yang alamiah ketika memasuki puncak musim kemarau yang berlangsung dalam rentang bulan Juni hingga Agustus.
"Suhu udara dingin belakangan merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi ketika masa puncak kemarau pada Juli hingga Agustus," kata dia melalui pesan singkat pada Rabu (19/7).
Didasarkan data yang diperoleh BMKG sejak Jumat (14/7) hingga Rabu (19/7), suhu udara di Bandung tercatat terus mengalami penurunan. Berikut ini datanya:
Tanggal Bandung Lembang
14 19 ⁰C 16,80 ⁰C
15 19,9 ⁰C 16,8 ⁰C
ADVERTISEMENT
16 20 ⁰C 16,8 ⁰C
17 19,4 ⁰C 16,2 ⁰C
18 17 ⁰C 15,4 ⁰C
Teguh menyebut beberapa hal yang mengakibatkan suhu udara di Bandung terasa lebih dingin. Pertama, yakni matahari yang bersinar terik pada siang hari tanpa ditutupi awan. Hal itu mengakibatkan bagian permukaan bumi menerima radiasi yang maksimal. Kemudian, pada malam hari, bumi melepaskan energinya akibat radiasi tersebut.
"Karena tidak ada awan, maka di malam hari hingga dini hari, radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan secara maksimal dilepaskan," ucap dia.
ADVERTISEMENT
"Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal. Dampaknya, adalah suhu minimum atau udara dingin yang ekstrem di malam hingga dini hari," lanjut dia.
Lalu, penyebab selanjutnya, yakni adanya angin muson Australia. Angin muson Australia membawa suhu dingin yang berada di wilayah Australia ke wilayah Indonesia tepatnya di wilayah Belahan Bumi Selatan (BBS).
"Terdapat pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan masa udara dingin menuju Indonesia atau lebih dikenal dengan angin muson Australia," papar dia.
Diperkirakan, fenomena suhu udara yang dingin di Bandung bakal berlangsung hingga bulan Agustus 2023. Teguh pun mengimbau masyarakat tidak panik, sebab fenomena cuaca itu merupakan hal yang alamiah. Namun, masyarakat diimbau mengenakan jaket atau selimut pada malam hari agar terhindar dari penyakit.
ADVERTISEMENT
"Fenomena suhu dingin ini secara empiris akan berlangsung hingga Agustus 2023. Pada awal September akan berangsur menghangat kembali," kata dia.