Sukses Damaikan Saudi Iran, China Siap Jadi Penengah Konflik Israel-Palestina

18 April 2023 19:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri China Qin Gang menghadiri "Forum Lanting" untuk menyampaikan pidato utama di Beijing, China, 21 Februari 2023. Foto: Thomas Peter/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri China Qin Gang menghadiri "Forum Lanting" untuk menyampaikan pidato utama di Beijing, China, 21 Februari 2023. Foto: Thomas Peter/REUTERS
ADVERTISEMENT
China siap menjadi penengah dalam konflik Israel dan Palestina, sekaligus siap memfasilitasi diadakannya negosiasi damai antara kedua pihak. Inisiatif ini muncul, menyusul perannya saat membantu Iran dan Arab Saudi untuk rujuk, usai beberapa tahun merenggang.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari media lokal Xinhua, hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri China Qin Gang, pada Senin (17/4).
Adapun pernyataan Qin muncul, usai melakukan pembicaraan via telepon dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki dan Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen secara terpisah baru-baru ini.
“China mendorong Israel dan Palestina untuk menunjukkan keberanian politik dan mengambil langkah-langkah untuk melanjutkan pembicaraan damai, dan China siap untuk memberikan fasilitas untuk hal ini,” tutur Qin.
Dalam pembicaraannya via telepon dengan Cohen, Qin menyampaikan keprihatinan China atas eskalasi konflik antara Israel dan Palestina yang semakin memburuk tahun ini.
Menurut Qin, prioritas utama yang harus dilakukan sekarang adalah mengendalikan situasi dan mencegah kembali terjadinya konflik, agar tidak semakin meningkat atau bahkan hilang kendali.
ADVERTISEMENT
“Semua pihak harus menjaga ketenangan dan menahan diri, serta menghentikan kata-kata dan tindakan yang berlebihan dan provokatif,” kata Qin, seraya menambahkan bahwa jalan keluar yang mendasar adalah melanjutkan perundingan perdamaian dan implementasi ‘two-state solution’.
Qin juga menegaskan tujuan tulusnya untuk berkontribusi dalam penyelesaian konflik Israel dan Palestina, tanpa unsur terselubung atau keuntungan lainnya.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Qin Gang, Rabu (22/2/2023). Foto: Lukas/Biro Pers Sekretariat Presiden
“China tidak memiliki kepentingan egois dalam masalah Israel-Palestina, dan hanya berharap Israel dan Palestina dapat hidup berdampingan secara damai serta menjaga perdamaian dan stabilitas regional,” ujar Qin kepada Cohen.
Sementara kepada Maliki, Qin mengatakan bahwa China mampu berperan aktif, mendukung otonomi strategis negara-negara Timur Tengah, dan bersedia untuk terus memberikan kontribusi bagi perdamaian serta stabilitas di kawasan paling berkonflik tersebut.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Hindustan Times, dia juga menegaskan kepada Maliki bahwa China sangat prihatin dengan meningkatnya konflik Palestina-Israel baru-baru ini dan eskalasi ketegangan yang kian berlanjut.
“China telah mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan konsultasi dan berkomunikasi secara dekat dengan komunitas internasional untuk mencoba mendinginkan situasi,” jelas Qin.
Lebih lanjut, negosiasi damai antara Israel dan Palestina telah terhenti sejak 2014 dan pada April ini saja, kekerasan di salah satu situs suci Masjid Al-Aqsa kembali pecah.
Padahal, Israel sendiri sedang bergulat dengan protes dalam negeri besar-besaran yang menentang reformasi peradilan.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dan Menteri Luar Negeri China Qin Gang berjabat tangan selama pertemuan di Beijing, China, Kamis (6/4/2023). Foto: WANA via REUTERS
Sementara itu, Beijing memproyeksikan dirinya mampu menjadi perantara perdamaian internasional setelah berhasil mempertemukan Teheran dan Riyadh yang selama bertahun-tahun berseteru, untuk melakukan dialog — meski sulit dan berlangsung selama beberapa putaran.
ADVERTISEMENT
Pada awal April ini, para menteri luar negeri dari Iran dan Arab Saudi bertemu di Beijing untuk menghadiri pertemuan formal pertama para diplomat nomor satu mereka. Usai pertemuan itu, Iran bahkan telah membuka kembali kedutaan besarnya di Riyadh untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun.
Berbicara kepada Cohen, Qin juga menyinggung soal keberhasilannya mempersatukan Arab Saudi dan Iran, seraya menekankan pentingnya melakukan dialog.
“Arab Saudi dan Iran baru-baru ini memulihkan hubungan diplomatik melalui dialog, memberikan contoh yang baik untuk mengatasi perbedaan melalui dialog,” tutup Qin.