Sulitnya KBRI Wellington Melacak Kapal yang Melarung Jasad ABK WNI di Samoa

7 Mei 2020 11:32 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal-kapal bersauh di Pelabuhan Pago-Pago, Samoa. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Kapal-kapal bersauh di Pelabuhan Pago-Pago, Samoa. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kedutaan Besar RI di Wellington, Selandia Baru, kesulitan mengecek kebenaran dilarungnya dua jenazah ABK WNI di kapal penangkap ikan China. Pasalnya, kapal tersebut tak terdata di Samoa, negara yang perairannya diduga tempat melarung dua WNI.
ADVERTISEMENT
Menurut pernyataan tertulis KBRI Wellington yang disampaikan Tantowi Yahya, Duta Besar untuk Selandia Baru merangkap Samoa dan Kerajaan Tonga, pada 30 Desember 2019 mereka menerima informasi dilarungnya dua jenazah ABK WNI bernama Sepri dan Muhammad Al Fatah dari kapal Long Xing 629.
Tantowi mengatakan, informasi itu didapatkan dari dua agen pengirim para ABK yang meninggal dunia.
"Kedua almarhum dikabarkan dilarung ke laut oleh kapten kapal karena kekhawatiran adanya penyakit menular yang dapat menjangkiti kru kapal lainnya," ujar KBRI Wellington, Selandia Baru, dalam pernyataan yang diterima kumparan, Kamis (7/5).
Dubes RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya di Kantor Menkopolhukam Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Pelarungan dikabarkan dilakukan di Samoa, akhirnya KBRI menghubungi pemerintahan setempat dan bertolak ke Apia pada awal Februari 2020. KBRI berharap bisa bertemu dengan Kapten Kapal Long Xing untuk meminta informasi lebih jelas.
ADVERTISEMENT
Namun di sinilah kesulitannya bermula. Pemerintah Samoa mengatakan kapal Long Xing 629 tidak terdaftar di Samoa dan tak memiliki lisensi untuk beroperasi di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) mereka. Kemungkinan, mereka beroperasi di lautan lepas dekat Samoa.
"Oleh sebab itu, Kapal Long Xing tidak rutin berlabuh di Apia, Samoa, dan tidak memiliki kantor agen di Samoa," ujar KBRI.
Kepolisian Samoa juga tidak menerima laporan kematian ABK WNI. Apabila menerimanya, kepolisian Samoa pasti akan meminta agen bertanggung jawab merepatriasi jenazah ke negara asal. Karena diperkirakan terjadi di laut lepas, maka kepolisian Samoa tak memiliki wewenang.
Kementerian Tenaga Kerja, Transportasi, dan Infrastruktur Samoa mencatat ada beberapa kapal Long Xing milik Dalian Ocean Fishing asal China yang pernah berlabuh, namun bukan Long Xing 629. Dari sini, pelacakan Long Xing 629 mengalami kebuntuan.
Samoa. Foto: Shutter Stock
"Setelah kunjungan ke Samoa tersebut, KBRI Wellington telah melaporkan kepada Kemlu RI dan KBRI Beijing untuk menindaklanjuti laporan dan meminta pertanggungjawaban kepada agen kapal yang berada di Indonesia dan RRT," ujar KBRI Wellington.
ADVERTISEMENT

3 ABK Dilarung

Dari kronologi lainnya yang disampaikan Ketum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas berdasarkan keterangan Ketua Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) Korea Selatan Ari Purboyo, diketahui ABK WNI pertama meninggal di Long Xing 692 dan dilarung ke laut pada 22 Desember.
Selanjutnya pada tanggal 27 Desember 2019, ada seorang ABK lain yang sakit. ABK tersebut kemudian dipindahkan ke kapal lain yakni Longxing 802, yang dalam perjalanan menuju pelabuhan terdekat di Samoa. Namun ABK ini juga meninggal dunia dan dilarung ke laut.
Sebanyak 15 ABK WNI lainnya di kapal tersebut dipindahkan ke kapal Tian Yu 8 dan dibawa ke Busan, Korea Selatan. Di Korsel, kasus ini dilaporkan ke KBRI Seoul. Satu WNI meninggal dunia di Busan karena sakit.
ADVERTISEMENT
Kasus ini muncul ke publik setelah diberitakan media Korsel MBC News. Televisi tersebut memutar video pelarungan ABK bernama Ari. Video bertuliskan bulan Maret dan terjadi di Samudera Pasifik.
Dalam laporannya, MBC News mengatakan para ABK WNI mengalami kondisi mirip perbudakan, kerja nyaris tanpa henti dan gaji yang luar biasa kecil. Mereka rencananya akan dipulangkan ke Indonesia pada 8 Mei.
Kementerian Luar Negeri RI akan memanggil Duta Besar China di Jakarta untuk meminta klarifikasi.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona