Sultan HB X Panggil Pj Wali Kota Yogya, Minta Penjelasan soal Sampah

19 November 2024 17:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan Pemda DIY, Jumat (15/11/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan Pemda DIY, Jumat (15/11/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X memanggil Pj Wali Kota Yogyakarta Sugeng Purwanto ke Kepatihan Pemda DIY, Selasa (19/11).
ADVERTISEMENT
Ia dipanggil usai Menteri Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, yang kecewa melihat tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Mandala Krida, Kota Yogyakarta, kemarin.
"Jadi saya minta clearance ya, sudah kirim surat aja sama Pak Menteri. Bapak (Sugeng) jelaskan apa yang sebenarnya terjadi di kota madya (Kota Yogya)," kata Sultan di Kepatihan Pemda DIY.
Sultan mengatakan kemungkinan Hanif belum mengerti kondisi yang terjadi di Kota Yogyakarta.
"Iya kalau bisa ya (wali kota) datang untuk menjelaskan sebetulnya posisinya untuk pengurusan sampah itu seperti apa ya kan. Mungkin beliau (Hanif) nggak paham itu tahunya ada tumpukan saja," bebernya.
Sementara itu, Sugeng, mengatakan akan segera mengirim surat ke Hanif. Di sisi lain, dia siap jika harus dipanggil ke Jakarta untuk menjelaskan apa yang terjadi di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
"Seandainya perlu kami menjelaskan, misalnya ditimbali (dipanggil) ke Jakarta, kami siap," bebernya.
Soal penanganan sampah di lapangan, Sugeng mengatakan penanganan sampah di Yogya sudah berjalan sejak kemarin. Tapi masih ada sisa sampah 20 persen yang tak tertangani, dari total sampah per hari kota 200 ton.
"Kami berani menyampaikan saat ini, Pemkot itu sudah bisa menyelesaikan plus minus 170 sampai 180 ton. Yang di depo itu sebenarnya adalah sisa dari belum clear-nya dari tempat-tempat pengelolaan sampah," bebernya.
Sugeng mengatakan kemungkinan Desember persoalan ini bisa selesaikan dengan pemasangan incinerator. Ini akan membantu Refuse Derived Fuel di TPS3R yang ada di Kota Yogyakarta.
"Insyaallah akhir Desember 200 ton (sampah perhari) selesai. Atau paling lambat Januari," bebernya.
ADVERTISEMENT