Sultan HB X Tak Ingin Ada Masyarakat DIY Kelaparan Selama Masa Pandemi COVID-19

2 Oktober 2020 16:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X saat meninjau Rusunawa Bener yang dijadikan shelter bagi OTG. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X saat meninjau Rusunawa Bener yang dijadikan shelter bagi OTG. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Gubernur Yogyakarta Sultan HB X kembali meminta masyarakat bisa beradaptasi selama pandemi COVID-19. Sebab belum diketahui kapan pandemi virus corona akan berakhir.
ADVERTISEMENT
"Karena memang kita tidak bisa mengatakan orang Yogya jangan pergi dari Yogya, kan enggak bisa. Atau pun juga kita menutup diri (tidak bisa). Yang penting kita bisa beradaptasi," kata Sri Sultan di Keraton Kilen Yogyakarta, Jumat (2/10).
Sri Sultan tidak mau berasumsi bagaimana bahaya virus corona yang menyebabkan masyarakat justru ketakutan. Menurutnya yang terpenting adalah masyarakat bisa beradaptasi dengan protokol kesehatan sehingga bisa tetap mencari rezeki.
"Saya tidak mau terlalu berasumsi corona sangat membahayakan sehingga pagi, siang, sore, malam saya harus bicara masalah COVID. Sehingga orang kecil takut mencari sesuap nasi sehingga saya khawatir masyarakat Yogya nanti berada di jalan dan mengatakan 'Bapak Gubernur, kami lapar semua' saya enggak mau itu yang terjadi," ucap Sultan.
ADVERTISEMENT
Adaptasi dengan protokol kesehatan ini sangat penting menurut Sri Sultan. Pasalnya hingga saat ini belum ada obat untuk virus corona ini. Mirip seperti demam berdarah dan flu yang diperlukan saat ini adalah penguatan antibodi.
"Jadi kita jangan terlalu bombastis bicara masalah corona yang akhirnya juga justru memberikan kondisi pada masyarakat stress, itu kan juga risikonya gede untuk antibodi. Bagaimana sekarang kita mengadaptasi (protokol kesehatan)," tutur Sultan.
Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. Foto: kumparan
Selain patuh protokol kesehatan, masyarakat disarankan tetap berada di rumah saja jika tidak ada keperluan mendesak. Namun hal itu tampaknya sulit dilakukan masyarakat.
"Asal seseorang mau bersedia berada di rumah ya tidak sakit. Tapi justru manusia itu tidak tahan di rumah terus. Sehingga maunya keluar dari rumah," kata Sultan.
ADVERTISEMENT
"Nah keluar dari rumah itu karena tidak hati-hati bisa akhirnya positif. Obatnya murah kok, cuma tinggal makan tidur makan tidur, kalau enggak mau (kena COVID). Tapi kan manusia enggak bisa," tutup dia.