Sumarsono, MRT, dan Jangkrik

20 Januari 2017 14:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
14
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sumarsono plt. Gubernur DKI Jakarta (ilustrasi). (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sumarsono plt. Gubernur DKI Jakarta (ilustrasi). (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono mempermasalahkan desain dari Mass Rapid Transit (MRT) yang pengerjaannya hampir rampung. Sumarsono dan tim merasa tak sreg dengan desain lokomotif MRT yang dinilainya mirip kepala jangkrik.
ADVERTISEMENT
Ia mengungkapkan kondisi lokomotif yang nantinya akan dipakai kondisinya sudah 95 persen baik. Tim dari Pemprov DKI sudah datang ke Jepang dan telah mengecek kondisi seluruh bagian MRT yang menurut rencana akan dikirim ke Indonesia awal Januari 2018.
"Yang tinggal 5 persen soal lokomotif saja, rupanya saja. Kemudian ada modifikasi sedikit. Penampakannya saja yang diubah dari hijau menjadi biru," ungkap Sumarsono di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (18/1).
Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono  (Foto: Nadia Jovita/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono (Foto: Nadia Jovita/kumparan)
Tim dari Pemprov DKI yang berangkat ke Jepang terdiri dari jajaran direksi pengelola MRT, perwakilan Bappeda, dan ahli dari Kementerian Perhubungan. Mereka berangkat pada awal Desember 2016 lalu.
Untuk urusan lokomotif, tim menginginkan desain yang lebih sporty dan modern. Kemudian tim peneliti merekomendasikan desain lokomotif baru berwarna biru yang memenuhi dua standar itu.
ADVERTISEMENT
Proyek MRT Jakarta (Foto: M Edy Sofyan/Kumparan.com)
zoom-in-whitePerbesar
Proyek MRT Jakarta (Foto: M Edy Sofyan/Kumparan.com)
"Nah desain satunya lagi (yang berwarna hijau, -red) yang ada sumbunya kayak jangkrik itu diganti dengan yang biru itu," papar Sumarsono. 
Dalam rapat akhirnya diputuskan desain lokomotif boleh diubah desainnya. Namun Sumarsono mengingatkan desain tersebut tanpa ada implikasi tambahan biaya dan tambahan waktu pengerjaan.
"Jepang mempertimbangkan itu. Nah komprominya adalah Jepang mengubahnya seperti ini (desain warna biru) tanpa implikasi biaya dan tambahan waktu," tuturnya. 
Mengenai desain lokomotif ini, Sumarsono akan menjadwalkan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo, Basuki T Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat sebagai leader pembangunan MRT periode sebelumnya.