Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Sumarsono: Spanduk Provokatif Seragam Hanya Warnanya Berbeda
13 Maret 2017 13:31 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta mengaku telah mencopot 147 spanduk provokatif, termasuk spanduk yang berisi larangan untuk mensalatkan jenazah pendukung Ahok. Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menyampaikan bahwa spanduk-spanduk itu memiliki kesamaan tulisan dan cetakan. Hanya sedikit ada perbedaan dari segi warna.
ADVERTISEMENT
"Pokoknya hampir semua spanduk itu tulisannya seragam, cetakannya seragam, hanya warnanya berbeda-beda," ujar Sumarsono di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (13/3).
Sumarsono yang akrab dipanggil Soni ini menduga bahwa spanduk-spanduk bernada provokatif ini dihasilkan oleh sumber yang tidak banyak. Sebab, huruf dan cetakannya seragam.
"Kemungkinan tidak banyak sumber. Kalau hurufnya sama dicetaknya, berarti kan ada yang menggerakkan," ujarnya.
Untuk menindaklanjuti kasus ini, Pemprov DKI menyerahkan kepada kepolisian untuk menyelidiki lebih lanjut dari aspek pidana. Sumarsono mengatakan bahwa intelijen sudah pasti bergerak untuk mengusut kasus ini.
"Aspek pidananya ya urusan polisi untuk menyelidiki lebih lanjut dan tentunya mereka tidak tingg diam. Kepolisian tentunya menyelidiki aspek-aspek dari pengamanan. Intelijen pasti sudah bergerak ya. Posisi kami kalau yang membahayakan ketertiban umum dan ketenteraman ya langsung dicopot saja," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pencopotan spanduk-spanduk itu, kata Sumarsono, dilakukan oleh Satpol PP dan warga sekitar masjid. Menurut dia, hanya sedikit warga yang keberatan dengan pencopotan spanduk-spanduk itu.
"Dilakukan pendekatan persuasif, ternyata masyarakat dengan kesadarannya, tokoh-tokoh sangat bagus. Saya terima kasih sebagai Plt Gubernur DKI, mereka menurunkan sendiri. Ada satu, dua yang memang ada keberatan, tapi setelah ada pendekatan ternyata sudah bisa dan ini akan terus dilakukan gerakan pencopotan itu," tuturnya.
Hingga saat ini, belum ada temuan mengenai jenazah yang ditolak untuk disalatkan. Jenazah Nenek Hindun di Setiabudi disalatkan di kediamannya. Sebelumnya, di media sosial diperbincangkan bahwa jenazah Nenek Hindun ditolak disalatkan di masjid dekat rumahnya. Padahal, menurut pengakuan keluarga, saat itu, jenazah Nenek Hindun tetap disalatkan.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 10:03 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini