Sumarsono: Spanduk Provokatif Seragam Hanya Warnanya Berbeda

13 Maret 2017 13:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Larangan Shalat Jenazah bagi Pembela Penista Agama  (Foto: Jihad Akbar/kumparan )
zoom-in-whitePerbesar
Larangan Shalat Jenazah bagi Pembela Penista Agama (Foto: Jihad Akbar/kumparan )
Pemprov DKI Jakarta mengaku telah mencopot 147 spanduk provokatif, termasuk spanduk yang berisi larangan untuk mensalatkan jenazah pendukung Ahok. Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menyampaikan bahwa spanduk-spanduk itu memiliki kesamaan tulisan dan cetakan. Hanya sedikit ada perbedaan dari segi warna.
ADVERTISEMENT
"Pokoknya hampir semua spanduk itu tulisannya seragam, cetakannya seragam, hanya warnanya berbeda-beda," ujar Sumarsono di Balai Kota, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (13/3).
Sumarsono yang akrab dipanggil Soni ini menduga bahwa spanduk-spanduk bernada provokatif ini dihasilkan oleh sumber yang tidak banyak. Sebab, huruf dan cetakannya seragam.
"Kemungkinan tidak banyak sumber. Kalau hurufnya sama dicetaknya, berarti kan ada yang menggerakkan," ujarnya.
Untuk menindaklanjuti kasus ini, Pemprov DKI menyerahkan kepada kepolisian untuk menyelidiki lebih lanjut dari aspek pidana. Sumarsono mengatakan bahwa intelijen sudah pasti bergerak untuk mengusut kasus ini.
"Aspek pidananya ya urusan polisi untuk menyelidiki lebih lanjut dan tentunya mereka tidak tingg diam. Kepolisian tentunya menyelidiki aspek-aspek dari pengamanan. Intelijen pasti sudah bergerak ya. Posisi kami kalau yang membahayakan ketertiban umum dan ketenteraman ya langsung dicopot saja," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Pencopotan spanduk-spanduk itu, kata Sumarsono, dilakukan oleh Satpol PP dan warga sekitar masjid. Menurut dia, hanya sedikit warga yang keberatan dengan pencopotan spanduk-spanduk itu.
"Dilakukan pendekatan persuasif, ternyata masyarakat dengan kesadarannya, tokoh-tokoh sangat bagus. Saya terima kasih sebagai Plt Gubernur DKI, mereka menurunkan sendiri. Ada satu, dua yang memang ada keberatan, tapi setelah ada pendekatan ternyata sudah bisa dan ini akan terus dilakukan gerakan pencopotan itu," tuturnya.
Hingga saat ini, belum ada temuan mengenai jenazah yang ditolak untuk disalatkan. Jenazah Nenek Hindun di Setiabudi disalatkan di kediamannya. Sebelumnya, di media sosial diperbincangkan bahwa jenazah Nenek Hindun ditolak disalatkan di masjid dekat rumahnya. Padahal, menurut pengakuan keluarga, saat itu, jenazah Nenek Hindun tetap disalatkan.
ADVERTISEMENT