Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Fenomena kabut asap melanda Sumatera dan Kalimantan. Ini membuat para siswa di sejumlah sekolah harus melakukan pembelajaran daring. Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) juga dilaporkan semakin naik.
ADVERTISEMENT
“Dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) musim kemarau di provinsi ini, Banjarmasin juga mendapat imbasnya,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Nuryadi, Selasa (3/10), sebagaimana diberitakan Antara.
Data Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin pun menunjukkan kenaikan jumlah kasus ISPA. Nuryadi mengungkapkan ada lebih dari 6.000 kasus ISPA di kota tersebut.
Tak hanya Banjarmasin, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) juga memberi dampak buruk terhadap aktivitas sejumlah sekolah di Kota Pekanbaru. Berdasarkan pantauan kumparan, para siswa di sekolah dasar setempat sudah memakai masker untuk menghalau efek asap.
Nah, kumparan menelusuri data titik panas atau hotspot kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan melalui situs asmc.asean.org. Titik tersebut mewakili lokasi dengan kemungkinan kebakaran. Namun, satelit bisa saja tak mendeteksi titik panas karena tertutup awan atau jalur satelit yang tidak lengkap.
ADVERTISEMENT
Titik panas api kebakaran ini terdeteksi oleh satelit NOAA. Hasilnya, hanya dalam waktu seminggu terakhir, setiap harinya ada puluhan hingga ratusan titik panas di dua wilayah tersebut.
Baik di Kalimantan maupun Sumatera, jumlah titik panas tampak meningkat dari tanggal 25 hingga 27 September 2023. Titik panas di Kalimantan mencapai jumlah tertinggi pada Sabtu (28/9), yakni 561 titik panas sehari. Sementara jumlah titik panas di Sumatera mencapai puncaknya pada Jumat (27/9), yaitu 241 titik.
Angka titik panas di Kalimantan tak pernah turun dari angka 100. Data yang dihimpun ASMC tersebut menunjukkan, jumlah terendah adalah 108 titik pada Rabu (25/9). Sumatera lebih baik–jumlah titik panas paling rendah dalam satu hari mampu menyentuh jumlah 49 titik.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, pekatnya kabut asap di Sumatera dan Kalimantan memicu protes dari Malaysia. Mereka menyebut kabut asap Indonesia sudah sampai di negara mereka. Meski begitu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menampik tuduhan tersebut.
“Kita terus mengikuti perkembangan dan tidak ada transboundary haze [asap lintas batas] ke Malaysia,” ujar Siti dikutip dari laman PPID KLHK, Senin (2/10).
Siti menegaskan, dari laporan peta citra sebaran asap dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dan The ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC) pada 28 sampai 30 September 2023 tidak ada transboundary haze.