Sumur Resapan Bakal Dibangun di Kota Semarang untuk Atasi Masalah Banjir

12 Oktober 2022 21:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembuatan sumur resapan di Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur. Foto: Yogi Rachman/ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Pembuatan sumur resapan di Kelurahan Ciracas, Jakarta Timur. Foto: Yogi Rachman/ANTARA
ADVERTISEMENT
Integrasi antara bangunan dan sumur resapan mulai dibangun di Kota Semarang. Tujuannya untuk meminimalisasi bencana banjir. Proyek itu digagas Yayasan Anak Bangsa Bisa dan ReservoAir dan Liberates Creative Colon.
ADVERTISEMENT
Founder ReservoAir Anisa Azizah mengatakan, proyek ini akan menerapkan teknologi mengubah banjir menjadi cadangan air tanah.
Teknologi itu berupa pemakaian paving berpori yang terintegrasi dengan sumur resapan.
"Permasalahan banjir ini kan kompleks. Kelebihan lain dari solusi ini adalah integrasi antara PoreBlock dan sumur resapan yang bisa mempunyai tangkapan air lebih luas dan menyerap lebih cepat," ujar Anisa kepada wartawan di Semarang, Rabu (12/10).
Jalanan Terendam-Beberapa warga menerjang banjir yang merendam Gang Teratai di desa Tambaklorok, Semarang, Jawa Tengah dengan tinggi 1,2 meter pada Jumat (17/6/2022). Foto: Rizki Ardandhitya Dwi Krisnanda/kumparan
Ia menjelaskan, proyek itu bisa meresapkan atau menampung 39 ribu liter air per tahun. Apalagi, Kelurahan Meteseh menjadi salah satu titik terparah yang kerap dilanda banjir.
"Air itu bisa menjadi cadangan air tanah. Kita pilih Meteseh karena itu jadi salah satu area paling rentan terhadap bencana banjir. Masyarakat juga sudah mendukung. Kalau ini sudah terjadi di Meteseh, harapannya berganti ke tempat lain, bertahap," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Ia menjamin paving berpori yang digunakan tahan terhadap beban berat dan tahan lama. Proyek ini telah diuji di Jawa Barat, Jabodetabek dan Lampung.
"PoreBlock yang dibuat memiliki laju infiltrasi 100 kali lebih cepat dibandingkan paving block konvensional. Paving blok ini juga berkelas B, bisa untuk jalan lingkungan dan menahan beban truk 8 ton.
Founder ReservoAir Anisa Azizah (tengah) bersama pengagas program Semarang Berdaya. Foto: Dok. Istimewa
Sementara Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang Budi Prakoso, mendukung program ini.
Berdasarkan data pada 2021, Semarang mengalami 432 bencana alam di mana 63,11 persen di antaranya bencana hidrometeorologi.
"Saat ini sudah dilakukan berbagai bentuk penanggulangan banjir di Semarang, seperti pembangunan tanggul, polder, pompa, dan bendungan," kata Budi.
"Namun itu belum cukup, kami masih membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak untuk mempercepat dan memperluas dampak di Kota Semarang," tutup Budi.
ADVERTISEMENT