Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Sunat Berujung Tragedi Saat Seorang Bocah Kehilangan Kejantanannya
31 Maret 2017 9:22 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Sunat adalah saat-saat menegangkan yang wajib dilalui oleh semua pria Muslim jelang dewasa. Namun momen menegangkan ini bisa meningkat jadi menakutkan ketika malapraktik terjadi, mengancam kejantanan seorang anak.
ADVERTISEMENT
Hal ini terjadi di Swiss, seperti dikutip dari media lokal Tribune de Geneve (TDG). Seorang dokter di Jenewa pekan ini didakwa atas kelalaian yang menyebabkan cedera tubuh, dalam hal ini kemaluan seorang anak.
Peristiwa itu terjadi pada 31 Juli 2014 lalu. Dokter tersebut tidak sengaja memotong kemaluan seorang bocah asal Al Jazair saat menjalani operasi sunat sekitar pukul 8 malam. Jaksa penuntut mengatakan, dokter yang tidak disebut namanya itu mencoba menutupi insiden itu demi menjaga reputasinya.
Baca juga: Keranjingan Geser Barang, Donald Trump OCD?
Bukannya membawanya ke rumah sakit, kata jaksa, dokter ini malah "berlarian keliling Jenewa untuk mencari kateter".
Dalam pembelaannya pengacara terdakwa, Charles Joye, mengatakan tragedi itu tidak disengaja. Terdakwa adalah seorang dokter berpengalaman yang telah lebih dari 2.500 kali melakukan sunat. Bahkan keluarga asal Al Jazair itu sengaja datang ke Swiss hanya sunat dengan dokter itu.
ADVERTISEMENT
Menurut Joye, dalam tradisi keluarga Al Jazair, sunat adalah sebuah ajang yang patut dirayakan dengan foto-foto dan hadiah. Namun lanjut Joye, ayah dari anak itu memilih waktu yang salah untuk berfoto.
Sang anak diminta berpose, sementara pisau bedah sudah sedikit lagi mengiris kulup yang menutup batang kemaluannya. Saat anak itu bergerak melihat ayahnya yang memegang kamera, pisau bedah yang super tajam itu tidak sengaja mengiris kemaluannya.
Dokter itu panik bukan main, berusaha menyambungkannya lagi dengan dijahit. Namun menurut dia, kateter yang ada saat itu tidak tepat sehingga harus dicari yang lain. Baru selepas tengah malam bocah itu dilarikan ke ruang gawat darurat rumah sakit Jenewa.
ADVERTISEMENT
Beruntung, bocah malang itu sukses menjalani operasi penyambungan alat kelamin di rumah sakit. "Bentuk kemaluannya memuaskan walau sedikit cacat, karena banyak kehilangan jaringan," kata dokter yang menjadi saksi ahli di pengadilan.
Sebulan lebih bocah itu dirawat di rumah sakit. Untuk memastikan "kejantanannya" berfungsi normal, bocah itu harus terlebih dulu menginjak usia 18 tahun. Jika ada masalah, maka diperlukan perawatan lebih lanjut.