Suplemen RHT yang Diinisiasi Eks Mendes Diklaim Turunkan Angka Corona di Armenia

4 September 2020 20:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rhea Health Tone (RHT) Oil. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Rhea Health Tone (RHT) Oil. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Scientist Rhea Pharmaceutical, Heigh Babikian, mengeklaim suplemen corona Rhea Health Tone (RHT) ampuh menangkal corona saat digunakan di Armenia. Menurutnya, klaim itu terbukti dari turunnya angka infeksi di Armenia hingga 3,7 persen.
ADVERTISEMENT
Rhea Health Tone merupakan suplemen yang diinisiasi eks Menteri Desa, Eko Putro Sandjojo, eks Menkominfo, Rudiantara, dan Heigh Babikian. Saat ini, suplemen RHT sedang didaftarkan ke BPOM.
"Karena penggunaan Rhea Health Tone ini terbukti turut membantu menurunkan angka infection rate di Armenia [from] 27 persen jadi 3,7 persen, hanya dalam waktu satu bulan, saya rasa ini sangat penting dalam upaya penanganan kesehatan di tengah pandemi ini," ujar Heigh dalam program To The Point kumparan, Jumat (4/9).
Suplemen Rhea Health Tone. Foto: Dok. Eko Sandjojo
Untuk menguji efektivitas, suplemen RHT diberikan ke sejumlah tenaga kesehatan di Armenia. Meski demikian, Heigh menegaskan, suplemen ini bukan bersifat menyembuhkan, melainkan menunjang kesehatan tenaga medis.
"Kami juga telah mengujicobakannya dengan memberikan juga ke beberapa rumah sakit di Armenia, khususnya yang berada di zona merah, khususnya bagi para staf kesehatan di sana untuk menjaga kesehatan diri mereka untuk terhindar dari penyakit tersebut," ucap Heigh.
ADVERTISEMENT
Penggunaan suplemen RHT di Armenia bermula dari desakan pencarian obat dan vaksin yang dapat meredakan COVID-19. Meski belum terbukti menyembuhkan, Heigh mengeklaim, suplemen itu ampuh meregenerasi sel tubuh yang rusak.
Kandungan enam essential oil di dalamnya membantu tubuh dalam menangkal zat dari luar yang bersifat karsinogenik dan polutan.
"Suplemen ini sudah digunakan di Armenia beberapa bulan terakhir, kenapa kami membawanya ke sana, karena permasalahan pandemi COVID-19 ini membuat kita harus mencari solusi, tujuan dari penggunaan health tone hanya dimaksudkan untuk menjaga kesehatan seseorang. Formula yang terkandung di dalamnya membantu tubuh untuk melakukan proses perbaikan jaringan atau sel yang rusak, atau bahasa awamnya regenerasi sel," ungkap Heigh.
Mendes Eko Putro Sandjojo. Foto: Iqra Ardini/kumparan
"Di dalamnya terkandung 6 essential oil yang jelas memiliki fungsi dan khasiatnya masing-masing seperti antioksidan, anti-bacterial effect dan sebagainya. Kami percaya beberapa khasiat yang terkandung dalam tiap essential oil tersebut dapat membantu kita menangkal ancaman zat karsinogenik dan polutan," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Heigh juga memastikan tidak ada efek samping yang ditimbulkan setelah mengonsumsi RHT. Kemungkinan, kata dia, efek samping hanya dirasakan bagi konsumen yang memiliki alergi tertentu terhadap bahan baku RHT.
"Terkait efek samping, mungkin hanya akan kami tujukan bagi mereka para pengguna yang memang memiliki alergi terhadap 6 jenis essential oil yang ada di dalam health tone," kata Heigh.
"Tetapi jika tidak memiliki alergi tertentu terhadap 6 essential oil yang terkandung dalam suplemen ini, jelas itu bukan masalah bagimu untuk mengkonsumsinya. Kami memastikan zat apa pun yang kita masukkan didalamnya ada dalam takaran yang tepat," pungkasnya.
Suplemen RHT dikembangkan untuk untuk mengatasi masalah sejumlah kesehatan, seperti menjaga tekanan darah, penyumbatan pembuluh darah, dan mencegah atau mengurangi potensi terkena kanker dengan me-regulate ACE-2 di sel tubuh. ACE-2 merupakan "pintu masuk" virus corona SARS-CoV-2 ke tubuh manusia.
ADVERTISEMENT
Eko mengakui, suplemen itu belum bisa dikategorikan sebagai obat lantaran belum melalui tahapan uji klinis. Eko akhirnya mendaftarkan suplemen tersebut untuk mengantongi izin dari BPOM.
"Tapi karena kita belum selesai menjalankan clinical trial, jadi kita belum boleh klaim sebagai obat corona, walaupun banyak testimoni dari banyak orang, tapi itu tidak dianggap sebagai scientific testimony," ungkap Eko.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***