Surat Cinta Pram untuk Putra Satu-satunya

1 Juni 2018 18:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pramoedya Ananta Toer diasingkan selama 14 tahun di Pulau Buru. Di masa penahanan kegiatan menulis Pram dibatasi.
ADVERTISEMENT
Walaupun begitu, dia bisa menciptakan empat karya novel yang dikenal dengan Tetralogi Buru. Keempat buku tersebut adalah Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.
Di masa pengasingan, Pram pun tak bisa membalas surat keluarga dan kerabatnya dengan leluasa. Bahkan surat yang diterima Pram harus diperiksa terlebih dahulu, oleh Pangkobkamtib, Maluku. Butuh waktu hingga satu tahun untuk mendapat balasan surat dari Pram.
Melihat surat-surat Pram (Foto: Irish Tamzil/kumparan)
Di pameran "Namaku Pram: Catatan dan Arsip'', hanya beberapa saja surat balasan Pram untuk temannya. Dan ada satu balasan surat Pram untuk anaknya.
Surat itu untuk anak lelaki satu-satunya, Yudisthira Ananta Toer.
6 Okt 1972
Hallo gus,
Kau sudah besarkah sekarang? Kau sudah diklas 1 SD sekarang? Bagaimana angkatanmu?
ADVERTISEMENT
Ingin benar aku lihat kau. Gagahkah kau? Pasti kau bakal gagah seperti kedua kakekmu. Mau radjin beladjar dan membantu bunda, bukan?
Tjium padamu, dan sampaikan djuga tjium papah pada semua kakakmu dan pada bundamu.
Ajahmu selalu
Pram
Tambahan:
Manakah surat pandjang mbak titiek? Papah sangat mengharapkan.
Pram tidak bisa melihat bahkan merawat anak-anaknya selama dia diasingkan ke Pulau Buru selama 14 tahun. Di sela surat yang dikirimkan untuk Yudis, ditanyakan pula surat Astuti Ananta Toer, karena anak perempuan itu memang dekat dengan ayahnya.
Astuti sering mengirim surat ke Pram, namun ayahnya sangat jarang membalas. Satu balasan surat bisa diterima setahun setelah surat dikirim Pram.
Karya Pram selama di Pulau Buru sungguh lekat dengan perjuangan. Tak mudah membuat karya novel dengan karakter yang kuat, di tengah kesulitan dan terkucilnya hidup sebagai pengasingan.
ADVERTISEMENT
Bumi Manusia menjadi jilid pertama dari Tetralogi Buru. Tokoh utama yang diciptakan Pram bernama Minke dan Nyai Ontosoroh.
Pram, yang menulis Bumi Manusia itu terpenjara 14 tahun di Pulau Buru. Tak sempat membesarkan 8 anaknya.
Seperti penutup kisah Bumi Manusia yang dituliskan Pram, ada kata magis tertulis di sana.
“Makanya saya mau ngasih tahu bahwa karakter Minke sama Ontosoroh itu dibuat dalam tulisan sekuat mungkin, jadi saya pun waktu nyusun ini (pameran) saya sering menangis. Gila ya selama ini gue gak tau siapa Pram,” cerita Engel Tanzil, penyelenggara pameran Namaku Pram: Catatan dan Arsip, dia.lo.gue, Kemang saat ditemui kumparan (31/5).
ADVERTISEMENT