Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Surat Mahmoud Khalil dari Penjara Louisiana: Saya Tahanan Politik
19 Maret 2025 12:54 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Mahasiswa Universitas Columbia, Mahmoud Khalil, menulis surat pertamanya dari penjara di Louisiana. Dalam suratnya yang diungkap untuk publik itu, Khalil menyebut dirinya sebagai tahanan politik.
ADVERTISEMENT
"Nama saya Mahmoud Khalil dan saya adalah tahanan politik," kata Khalil dalam suratnya, dikutip dari Reuters, Rabu (19/3).
Khalil mengatakan, penahanannya karena dia memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan diakhirinya serangan di Gaza, yang sayangnya kembali dilanjutkan oleh Israel karena negosiasi gencatan senjata menemui jalan buntu.
"Penahanan saya adalah konsekuensi langsung dari pelaksanaan kebebasan berpendapat saat saya memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan diakhirinya genosida di Gaza, yang kembali diserang pada Senin malam," kata Khalil menyinggung serangan di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 400 orang.
Pengacara Khalil mendesak agar kliennya dapat segera dibebaskan. Khalil baru saja menjadi penduduk tetap AS tahun lalu, dan istrinya sedang mengandung 8 bulan.
Penangkapannya pada 8 Maret lalu memicu aksi protes di berbagai kota di AS, termasuk di New York pada Selasa (18/3) di mana ratusan orang berkumpul di Times Square mendesak agar Khalil dibebaskan.
ADVERTISEMENT
Presiden AS Donald Trump berjanji mendeportasi aktivis pro-Palestina yang ikut dalam aksi protes di universitas AS menolak perang Israel di Gaza. Trump menuduh mereka antisemistik dan mendukung Hamas.
Aktivis pro-Palestina termasuk sejumlah kelompok Yahudi mengatakan kritik mereka terhadap serangan Israel di Gaza secara keliru disamakan dengan antisemitisme oleh para pengkritik mereka.
Mereka juga mempertanyakan kenapa dukungan terhadap hak-hak Palestina disamakan dengan dukungan untuk militan Hamas. Dalam suratnya, Khalil mengatakan penangkapannya merupakan indikasi rasisme anti-Palestina.
Pemerintah belum menjelaskan bagaimana Khalil dapat merugikan kebijakan luar negeri AS.
Trump menuduhnya mendukung Hamas tanpa bukti. Tim hukum Khalil mengatakan kliennya tidak memiliki hubungan dengan Hamas.