Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Surat Najib Razak untuk Keluarga Sebelum Dipenjara: Maaf Saya Tak Selalu Ada
24 Agustus 2022 11:25 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Mantan Perdana Menteri Malaysia , Najib Razak , menuliskan surat bagi keluarganya sebelum dibawa ke penjara atas kasus 'megakorupsi' pada Selasa (23/8).
ADVERTISEMENT
Najib meninggalkan catatan itu di atas sebuah meja di rumahnya. Keluarga Najib kemudian mengunggah pesan tersebut di media sosial.
"Tahun-tahun saya berlalu didedikasikan untuk masyarakat, pelayanan publik, politik. Pengorbanan yang saya pilih dan saya buat," tulis Najib, dikutip dari akun resminya di Facebook, Rabu (24/8).
"Sebuah perjalanan yang menyenangkan dengan kehadiranmu, tetapi sayangnya saya mengabaikan dan tak bisa selalu ada untukmu," lanjut dia.
Najib merupakan mantan perdana menteri pertama yang dipenjara di Malaysia. Dia terjerat kasus korupsi dalam skandal pencurian USD 4,5 miliar (Rp 66,7 triliun) dari 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
BUMN tersebut bertugas mengelola dana investasi di Malaysia. Usai mendirikannya, Najib menjarah sekitar USD 10 juta (Rp 149 miliar).
ADVERTISEMENT
Najib mentransfer dana secara ilegal dari anak perusahaan 1MDB, SRC International. Pria berusia 69 tahun tersebut lantas dinyatakan bersalah pada 28 Juli 2020.
Membantah tuduhan-tuduhan itu, Najib bersikeras mengajukan banding. Namun, Pengadilan Federal Malaysia menolak banding tahap akhir pada Selasa (23/8).
Akibatnya, Najib harus membayarkan denda RM 210 juta (Rp 694 miliar. Dia juga akan menjalani hukuman penjara 12 tahun. Otoritas segera menyeretnya ke penjara tidak lama setelah putusan pengadilan dibacakan.
"Kami diberitahu bahwa dia telah dibawa ke Penjara Kajang, di selatan Ibu Kota Kuala Lumpur," terang menantu perempuan Najib, Nur Sharmila Shaheen, dikutip dari AFP.
Najib mengatakan, dia memegang teguh ajaran Islam. Najib lantas menganggap putusan itu sebagai bagian dari takdirnya.
ADVERTISEMENT
"Semoga Allah SWT selalu melindungi dan memberkati keluarga kita dengan kesehatan dan kesejahteraan yang panjang," pungkas surat Najib.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 20:55 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini