Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Suriah dilanda wabah penyakit kolera. Kementerian Kesehatan Suriah melaporkan hingga Senin (26/9), sudah 29 orang tewas akibat penyakit ini.
ADVERTISEMENT
"Pengujian penilaian cepat telah mengkonfirmasi 338 kasus sejak wabah pertama kali tercatat bulan lalu," kata Kementerian Kesehatan Suriah dikutip dari Reuters.
Kemenkes Suriah menuturkan, kasus kematian terbanyak berada di Aleppo Utara. Total ada 230 kasus kolera Aleppo, di mana 25 orang dipastikan meninggal.
PBB mengatakan, wabah kolera di Suriah meluas akibat irigasi tanaman menggunakan air yang terkontaminasi. Selain itu, orang-orang banyak meminum air yang tidak bersih dari Sungai Efrat.
Penyakit yang sangat menular itu telah menyebar ke daerah-daerah yang dikuasai Kurdi dan daerah oposisi di Suriah utara dan barat laut.
Sedangkan Komite Penyelamatan Internasional (IRC) yang berbasis di AS menduga kasus kolera di Suriah ada sebanyak 2.092. Mereka menilai penyakit ini meluas karena Suriah tidak memiliki air minum yang memadai.
ADVERTISEMENT
Berbagai sungai dilanda kekeringan dan terkontaminasi hingga memicu kelangkaan air. Keadaan semakin diperparah oleh perubahan iklim.
Pertahanan Sipil Suriah, pekerja penyelamat yang beroperasi di wilayah oposisi, mengatakan petugas medis melaporkan tiga kasus pertama kolera di kamp Kafr Lusin yang penuh sesak di dekat perbatasan dengan Turki.
"Ini adalah perkembangan berbahaya bagi kehidupan warga sipil dengan dimulainya penyebaran penyakit dengan cepat di bawah kondisi kesehatan yang buruk dan terutama di kamp-kamp," kata mereka.
PBB telah memperingatkan kematian yang tinggi jika kolera menyebar di jalur padat penduduk, di mana puluhan ribu pengungsi Suriah hidup dalam kondisi yang mengerikan dengan persediaan air bersih dan sanitasi yang terbatas.