Suriah Dituding Perkuat Penggunaan Drone Bunuh Diri

29 Februari 2024 9:50 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seniman Suriah Aziz Asmar dan Salam Hamed melukis seni jalanan di atas puing-puing bangunan yang rusak akibat gempa di kota Jandaris, Suriah.  Foto: Khalil Ashawi/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seniman Suriah Aziz Asmar dan Salam Hamed melukis seni jalanan di atas puing-puing bangunan yang rusak akibat gempa di kota Jandaris, Suriah. Foto: Khalil Ashawi/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pasukan pemerintah Suriah akhir-akhir ini meningkatkan penggunaan drone bunuh diri FPV (first-person view) untuk menyerang lokasi militer milik pasukan oposisi serta wilayah sipil di desa-desa dan kota-kota di sepanjang garis depan.
ADVERTISEMENT
Pertahanan Sipil Suriah, White Helmets, mengatakan ada 13 serangan pesawat drone tahun ini hingga 22 Februari, yang telah melukai tujuh orang termasuk dua anak-anak.
Drone FPV diklasifikasikan sebagai amunisi keliling karena kemampuannya melayang di dekat target hingga tiba waktunya untuk menyerang. Pembuatannya relatif murah dan memiliki akurasi tinggi.
Wakil Direktur White Helmets, Munir Mustafa, mengatakan penggunaan drone FPV oleh pasukan Suriah, serta sekutu Rusia dan Iran, terhadap warga sipil merupakan eskalasi berbahaya, mengancam nyawa dan menghancurkan mata pencaharian.
“Serangan-serangan ini tidak hanya menghilangkan nyawa dan kerusakan harta benda secara langsung. Tetapi juga meluas hingga menargetkan kawasan pertanian dan kawasan Bendungan Qarqur yang mengancam penghidupan banyak keluarga,” katanya dikutip Aljazeera, Rabu (28/2).
ADVERTISEMENT
“Serangan yang disengaja ini akan memperburuk kerawanan pangan dan semakin menghambat akses terhadap layanan dasar, menambah tantangan masyarakat yang telah hancur akibat perang selama 13 tahun,” tambah Mustafa.
Drone militer Amerika Serikat, RQ-4 Global Hawk. Foto: Angkatan Udara Amerika Serikat/Via Reuters
Kepanikan dan teror yang ditimbulkan oleh serangan-serangan drone tersebut terhadap orang-orang yang menjadi sasaran diprediksi akan meningkat. Ini berpotensi mendorong komunitas-komunitas yang sudah rentan untuk mengungsi.
Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan dengan serangan drone ini, pemerintah Suriah melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB 2139 dan 2254 serta hukum kemanusiaan internasional mengenai perbedaan antara warga sipil dan aparat.
“Seperti yang telah menjadi kebiasaan selama 13 tahun, menargetkan warga sipil adalah tujuan utama rezim Assad,” kata Abu Amin, sosok yang memantau pesawat tempur dan militer Suriah dan Rusia untuk memperingatkan warga sipil di Idlib tentang serangan yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Drone FPV memberi operator keuntungan berupa pemandangan udara yang ditransmisikan dari kamera yang dipasang di pesawat, ke kacamata realitas virtual atau monitor portabel.
Penggunaan drone serupa meningkat baru-baru ini dalam perang Rusia melawan Ukraina. Sementara di Suriah, sumber militer mengatakan, pasukan pemerintah membuat drone sebanyak mungkin di dalam negeri dan menggunakan teknologi yang berbeda, namun pada akhirnya tujuannya sama.
“Drone bunuh diri FPV yang digunakan oleh pasukan rezim Assad diproduksi di laboratorium penelitian di selatan Hama, di bawah pengawasan pasukan Rusia dan Iran,” kata Abu Amin.
Abu Amin percaya bahwa, dalam beberapa hari mendatang, pasukan pemerintah Suriah akan menggunakan lebih banyak drone bunuh diri. Mereka diduga terus meningkatkan teknologi dan melatih lebih banyak operator untuk menerbangkan drone.
ADVERTISEMENT
“Unit militer yang bertanggung jawab atas drone tersebut adalah Divisi ke-25, didukung oleh Rusia, dan Garda Republik, didukung oleh Iran,” ujarnya.
Kondisi bangunan rusak akibat serangan roket Israel di lingkungan Kafr Sousa, Damaskus tengah, Suriah. Foto: Firas Makdessi/REUTERS
Abu Amin menjelaskan, drone dapat membawa sekitar 2kg (4,4 pon) bahan peledak dan memiliki jangkauan kendali sekitar 3,5km (2 mil) pada ketinggian tidak lebih dari 30 meter (100 kaki).
"Milisi Iran memasang sistem utama untuk drone bunuh diri di bandara Hama serta dua titik afiliasinya di Maarat al-Numan di pedesaan Idlib dan Dataran Ghab," kata seorang perwira Suriah yang membelot dan sekarang menjadi pemimpin pasukan oposisi Suriah, Kolonel Mustafa Bakour.
“Drone ini memiliki akurasi tinggi dan biaya rendah dibandingkan jenis senjata lain, seperti pesawat tempur, artileri, dan rudal. Mereka mempunyai kekuatan penghancur yang baik, terutama jika pukulannya akurat,” imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, serangan sejauh ini sudah dilakukan di garis depan antara pemerintah dan pasukan oposisi, menghantam daerah Bendungan Qarqur di pedesaan Hama utara, desa Afs dan Maaret Elnaasan di pedesaan Idlib barat, dan Kafr Amma di pedesaan Aleppo barat.
Mustafa memandang drone bunuh diri bukanlah hal baru dalam perang Suriah. Menurutnya, drone tersebut telah digunakan oleh Rusia sejak intervensi langsung ke Suriah pada 2016, namun dalam jumlah yang terbatas.
Terdapat beragam pendapat mengenai pendukung asing Suriah — Iran atau Rusia — yang mendorong peningkatan penggunaan drone bunuh diri ini. Bakour sangat yakin Iranlah yang menyediakan drone tersebut dan melatih tentara Suriah untuk mengoperasikannya.
Sampai saat ini Suriah belum memberikan keterangan mengenai pernyataan White Helmets.
ADVERTISEMENT