Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Survei 100 Hari: Mayoritas Warga AS Tak Setuju dengan Kebijakan Trump
27 April 2025 12:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Sejumlah jajak pendapat nasional menunjukkan kepercayaan warga Amerika Serikat terhadap Presiden Donald Trump terus menurun, bahkan di antara pendukung Partai Republik sendiri.
ADVERTISEMENT
Survei dirilis pekan ini dalam rangka 100 hari masa jabatan kedua Trump di Gedung Putih. Ia resmi menjadi presiden sejak pelantikan 20 Januari lalu.
Sebuah survei yang dilakukan Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research menunjukkan hanya 24% warga AS yang percaya Trump berfokus pada prioritas yang tepat sebagai presiden.
Sebaliknya, mayoritas responden menggambarkan masa jabatan keduanya sejauh ini sebagai “menakutkan”.
Penilaian serupa muncul dalam jajak pendapat New York Times/Siena College. Mengutip Guardian, lebih dari separuh pemilih menyatakan Trump telah melampaui batas kewenangannya, sementara 59% menggambarkan periode ini sebagai masa yang penuh kecemasan.
Hanya 42% pemilih yang menyetujui kinerjanya secara keseluruhan, dan tingkat persetujuan di kalangan pemilih independen bahkan lebih rendah, yakni 29%.
ADVERTISEMENT
Survei ini juga menunjukkan pergeseran sikap di kalangan Partai Republik. Meski mayoritas tipis, 54%, dari pemilih Republik masih percaya Trump berfokus pada isu yang benar, sisanya mengkritik arah prioritas yang diambil.
Di kalangan pemilih independen, hanya 9% yang menilai Trump fokus pada isu yang tepat.
Dalam bidang ekonomi, biasanya menjadi kekuatan bagi presiden dari Partai Republik, Trump mencatatkan skor buruk.
Survei Times menunjukkan hanya 43% pemilih menyetujui kebijakan ekonominya, menurun tajam dibandingkan 64% pada masa jabatan pertama.
Selain itu, setengah dari responden tidak setuju dengan kebijakan perdagangannya, dan 61% menilai presiden seharusnya tidak memiliki wewenang mengenakan tarif tanpa persetujuan Kongres.
Kebijakan imigrasi Trump juga mendapat kritik luas. Jajak pendapat Washington Post-ABC-Ipsos menemukan 53% warga AS tidak setuju dengan cara Trump menangani isu imigrasi, naik dibandingkan Februari lalu.
Penolakan ini meluas di seluruh spektrum politik, termasuk 56% dari pemilih independen dan 11% dari pendukung Partai Republik.
ADVERTISEMENT
Isu deportasi terhadap imigran legal yang terlibat dalam protes pro-Palestina juga memperburuk citranya.
Sebanyak 63% responden, termasuk 40% dari Partai Republik, menilai presiden tidak seharusnya memiliki kewenangan untuk mendeportasi warga berstatus legal hanya karena perbedaan pendapat.
Generasi muda Amerika, terutama Generasi Z, menunjukkan ketidakpuasan paling besar.
Survei NBC Stay Tuned mencatat 69% responden Gen Z tidak setuju dengan kebijakan Trump terkait ekonomi dan biaya hidup. Mereka mengeluhkan sulitnya membeli rumah, kenaikan harga sewa, dan kekhawatiran terhadap inflasi.
Di tengah kritik yang terus berkembang, survei Fox News—yang biasanya condong ke kubu konservatif—bahkan mencatat hanya 38% warga AS yang menyetujui kinerja Trump dalam ekonomi, dengan 58% menolak cara dia menangani inflasi.