Survei Indikator: Sense of Crisis Anies Tertinggi, Edy Rahmayadi Terendah

20 Agustus 2020 14:36 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan sambutan saat Pelantikan Kepengurusan PMI Provinsi DKI Jakarta di Balai Kota Jakarta, pada Rabu (5/8). Foto: Provinsi DKI Jakarta
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan sambutan saat Pelantikan Kepengurusan PMI Provinsi DKI Jakarta di Balai Kota Jakarta, pada Rabu (5/8). Foto: Provinsi DKI Jakarta
ADVERTISEMENT
Lembaga Indikator Politik Indonesia kembali merilis survei Pemuka Opini mengenai penanganan wabah corona di Indonesia. Salah satu temuan survei mengenai sense of crisis para kepala daerah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan temuan Indikator, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki skor tertinggi soal sense of crisis yaitu 72,9 dari 100. Peringkat kedua ditempati Gubernur Jabar Ridwan Kamil dengan skor 72,1. Peringkat ketiga ditempati Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berada di peringkat keempat.
"Anies Baswedan paling tinggi tapi beda tidak terlalu banyak dengan Ridwan Kamil dan Ganjar. Lagi-lagi mereka," ujar Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi saat paparan survei secara virtual, Kamis (20/8).
Efek kepemimpinan dan kelembagaan dalam pananganan COVID-19. Foto: Indikator
Peringkat kelima ditempati Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi berada di posisi paling buncit soal sense of crisis.
Survei juga mengukur penilaian responden soal sense of crisis pemerintah pusat selama wabah corona. Sebanyak 60,5 persen menilai sense of crisis pemerintah pusat baik. Sementara itu, 28 persen menilai sense of crisis pemerintah pusat buruk.
ADVERTISEMENT
Ada yang berbeda dalam responden survei kali ini. Sesuai judul survei, responden survei merupakan pemuka opini nasional dan daerah. Total responden 304 dan berasal dari 20 kota di Indonesia.
Mereka terdiri dari tokoh yang memiliki informasi lebih luas dibandingkan masyarakat umum tentang penanggulangan COVID-19 di Indonesia. Di antara mereka adalah akademisi yang menjadi rujukan media, redaktur politik dan kesehatan media, pengusaha, pengamat kesehatan, sosial dan politik, tokoh organisasi masyarakat, organisasi keagamaan, LSM, dan organisasi profesi.
Efek kepemimpinan dan kelembagaan dalam pananganan COVID-19. Foto: Indikator
Sejumlah tokoh yang menjadi responden survei antara lain Bibit Waluyo, Nasaruddin Umar, Busyro Muqoddas, Dahlan Iskan, Komaruddin Hidayat, Cholil Nafis, Haris Azhar, Alvin Lie, hingga Ray Rangkuti.
Dalam survei ini, Indikator tak mengungkapkan margin of error atau kapan survei dilakukan. Indeks kepercayaan juga tak ditampilkan.
ADVERTISEMENT