Survei IPO Sebut 3 Menteri Layak Direshuffle: Gus Yaqut, Ida Fauziyah, Yasonna

26 Februari 2022 12:16 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri Anugerah Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2021 yang digelar secara virtual. Foto: Dok. Kemenag
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat menghadiri Anugerah Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2021 yang digelar secara virtual. Foto: Dok. Kemenag
ADVERTISEMENT
Lembaga survei Indonesia Political Opinion merilis survei terbaru terkait 'Dinamika Isu Sosial Kemasyarakatan dan Konstelasi Politik 2024'. Salah satunya terkait menteri yang dianggap layak untuk direshuffle.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, Menag Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) menjadi menteri yang dianggap paling layak untuk direshuffle dengan 62 persen. Lalu, Menaker Ida Fauziyah dengan 42 persen dan Menkumham Yasonna Laoly 38 persen.
"Kemudian kami juga tanya kira-kira menteri-menteri mana yang dianggap punya kelayakan untuk diganti, yang tertinggi Menteri Agama dengan persepsi publik 62 persen diharapkan untuk reshuffle," kata Dedi dalam diskusi Polemik Trijaya 'Menakar Kinerja Pemerintah dan Kepuasan Publik'," Sabtu (26/2).
"Kedua Ida, kalau Ida ini memang sejak konflik buruh, termasuk UU Cipta Kerja ini Ida Fauziyah sudah sering dimention menteri yang layak direshuffle dengan keinginan publik sebesar 42 persen," lanjutnya.
Kemudian dari bidang maritim dan investasi, ada Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono yang juga dinilai perlu diganti.
ADVERTISEMENT
Survei Indonesia Political Opinion (IPO) terkait menteri Jokowi-Ma'ruf yang dinilai perlu diganti. Foto: Dok. IPO
Ia menambahkan, terdapat 52 persen masyarakat yang sepakat adanya reshuffle dalam pemerintahan Presiden Jokowi.
"Yang menyatakan masih perlu adanya reshuffle itu 11 persen tapi yang nyatakan perlu 41 persen. Berarti total ada 52 persen menyatakan reshuffle diperlukan mungkin tidak begitu dominan, tapi ada harapan publik bahwa reshuffle masih mungkin dilakukan di sisa jabatan Presiden," ucap Dedi.
Lebih lanjut, Dedi menyebut keinginan responden agar Gus Yaqut direshuffle bisa lebih tinggi ke depannya imbas dari polemik pembatasan pengeras suara di masjid dan musala.
"Ini belum karena ini selesai 22 Februari. Jadi toa belum masuk mungkin kalau sekarang bisa makin meningkat dratis," tutup dia.
Survei dilakukan pada 15-22 Februari 2022 dengan menggunakan metode wawancara melalui sambungan telepon terhadap 1.220 responden. Tingkat margin of error hasil survei sebesar 2,90 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
ADVERTISEMENT