Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Survei KedaiKOPI: Kedermawanan Warga RI Tinggi, Bisa Bantu MBG-Alat Diplomasi
9 Januari 2025 23:47 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Indonesia kembali meraih predikat sebagai negara paling dermawan di dunia menurut World Giving Index (WGI) 2024 yang dirilis oleh Charities Aid Foundation (CAF). Ini adalah tahun ketujuh berturut-turut Indonesia menduduki posisi teratas, setelah berhasil menyalip Myanmar pada tahun 2017.
ADVERTISEMENT
Survei yang dilakukan pada tahun 2023 ini melibatkan 145.702 peserta dari 142 negara dan wilayah.
Berdasarkan itu, Lembaga Survei KedaiKOPI melakukan riset dan hasil dari survei tersebut menunjukkan semangat berbagi yang tinggi di kalangan masyarakat Indonesia.
Dalam keterangannya, Direktur Riset dan Komunikasi Lembaga Survei KedaiKOPI Ibnu Dwi Cahyo menjelaskan bahwa survei yang dilakukan pada 10-19 Desember 2024 melibatkan 1.116 responden, di mana 92,6% di antaranya melakukan donasi sepanjang tahun 2024.
Bahkan, 77,8% dari sektor informal juga berpartisipasi dalam kegiatan donasi.
“Dari seluruh responden, 95,1% menilai bahwa donasi sangat penting. Jadi, tidak mengherankan bila masyarakat Indonesia menempati posisi pertama dalam World Giving Index selama tujuh tahun berturut-turut,” jelas Ibnu dalam keterangannya, Kamis (9/1).
ADVERTISEMENT
Menurut Ibnu, tingginya angka kedermawanan masyarakat Indonesia menjadi hal positif yang dapat membantu sesama, bahkan berpotensi mendukung program-program pemerintah.
Ia pun menambahkan, masyarakat Indonesia memiliki sejarah panjang dalam membantu negara, mulai dari masa kemerdekaan hingga saat ini.
“Masyarakat kita yang sangat dermawan ini punya rekam sejarah dalam membantu negara. Jadi, saat program pro-rakyat pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis mengalami kendala, saya yakin masyarakat akan membantu," ujar Ibnu.
"Belum lagi, Presiden Prabowo Subianto memberi teladan dengan menggunakan uang pribadinya dalam percobaan makan bergizi gratis di beberapa daerah,” terangnya.
Ibnu juga menekankan bahwa keikutsertaan masyarakat dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) harus tetap sesuai dengan aturan yang ada.
Bantuan donasi tidak hanya berupa uang, tetapi juga tenaga dan peralatan yang berguna dalam pelaksanaan program tersebut.
ADVERTISEMENT
“Dari hasil survei kami, terlihat masyarakat sudah biasa membantu dengan apa yang mereka miliki. Donasi uang mencapai 87,4%, donasi barang 65,1%, dan mendonasikan waktu serta tenaga sebagai relawan sebesar 29,6% Ini menunjukkan semangat gotong royong masyarakat Indonesia yang masih tinggi, yang merupakan modal bagus untuk menjaga kerukunan dan kesatuan bangsa,” tegasnya.
Ibnu menambahkan bahwa pemerintah sebaiknya membuka peluang bagi masyarakat yang ingin membantu program MBG, dengan membuat mekanisme yang jelas.
“Dorongan masyarakat untuk berbagi dan berdonasi di dalam negeri sangat besar, dengan keinginan mereka membantu mencapai angka 98,2%. Tentu pemerintah bisa mengajak berbagai lembaga kemanusiaan untuk bersama masyarakat menyukseskan program MBG ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ibnu menyatakan bahwa kedermawanan masyarakat Indonesia yang tinggi juga dapat menjadi alat diplomasi bagi pemerintah.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia menunjukkan kepedulian terhadap isu kemanusiaan di berbagai belahan dunia, termasuk di Timur Tengah.
“Kepedulian masyarakat Indonesia terhadap isu kemanusiaan tidak hanya disalurkan melalui media sosial, tetapi juga melalui bantuan yang banyak disalurkan oleh lembaga kemanusiaan."
"Ini seharusnya menjadi alat diplomasi yang kuat bagi pemerintah, khususnya Kementerian Luar Negeri. Menlu Sugiono dapat merangkul banyak elemen masyarakat dalam menyukseskan tercapainya perdamaian dunia, sesuai cita-cita founding father kita,” tegas Ibnu.