Survei: Kelas Ekonomi Bawah Paling Tidak Optimistis Hadapi New Normal

9 Juli 2020 12:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ga Potret kemiskinan di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
ga Potret kemiskinan di Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Skenario new normal yang diberlakukan di tengah pandemi menjadi kabar baik bagi banyak orang. Terlepas dari data pertumbuhan corona yang masih tinggi, new normal membuka kembali aktivitas perekonomian yang sebelumnya dilarang selama PSBB.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, tak semua orang memiliki persepsi yang sama terhadap new normal. Dalam survei yang dilakukan Populix Juni 2020, kelas ekonomi bawah menjadi golongan yang paling tidak optimistis menyambut new normal.
Survei persepsi terhadap new normal. Foto: populix
Social Economic Status/SES DE (kelas ekonomi bawah) hanya memberikan nilai 6,2 terhadap dampak ekonomi selama new normal. Sementara itu, SES B (kelas ekonomi menengah) memberikan nilai tertinggi, yaitu 6,7. Skala tertinggi ada di angka 10.
Menariknya, nilai terhadap persepsi ekonomi di era new normal lebih tinggi daripada persepsi terhadap virus corona itu sendiri.
Masih dalam tabel di atas, nilai terhadap pengendalian corona ada di rentang angka 4 hingga 5. Artinya, masyarakat masih skeptis dengan penanganan yang selama ini dilakukan.
ADVERTISEMENT
Survei yang dilakukan Populix tersebut melibatkan 584 responden. Mayoritas responden ada di usia 25-30 tahun. Seluruh responden tersebar dari kelas ekonomi atas sampai kelas ekonomi menengah ke bawah.
Survei persepsi terhadap new normal. Foto: populix
Dalam survei itu pula, laki-laki lebih optimistis dalam hal ekonomi saat menghadapi new normal. Ada 12 persen laki-laki yang menyebut bahwa kebijakan new normal memang tepat untuk dilaksanakan saat ini.
Terkait dengan virus corona itu sendiri, mayoritas responden tak lagi begitu khawatir seperti saat corona merebak. Pada Juni 2020, nilai kekhawatiran responden ada di angka 8,1. Namun pada Juli 2020, nilai kekhawatiran itu turun menjadi 7,6.
Survei persepsi terhadap new normal. Foto: populix
Menariknya, rasa khawatir yang turun itu tak disebabkan oleh kebijakan new normal yang diusung pemerintah. Hanya 2 persen responden yang mengaku bahwa new normal benar-benar membuat mereka lebih tenang.
ADVERTISEMENT
Hal lain yang masih dilakukan responden hingga saat ini adalah melaksanakan protokol kesehatan. Menariknya, faktor ekonomi juga berpengaruh terhadap kedisiplinan menggunakan masker hingga jaga jarak 1 meter.
Survei persepsi terhadap new normal. Foto: populix
Soal penggunaan masker, misalnya, 98 pesen responden kelas ekonomi menengah dan atas (SES AB) masih menggunakannya. Sementara itu, ada 92 persen responden kelas ekonomi bawah (SES DE) yang masih setia menggunakan masker.
Dalam hal jaga jarak 1 meter, 79 pesen responden kelas ekonomi menengah dan atas (SES AB) masih melakukannya. Sementara itu, hanya 65 persen responden kelas ekonomi bawah (SES DE) yang masih melaksanakan jaga jarak.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)