Survei SMRC: 60,6 Persen Masyarakat Tidak Setuju PKI Bangkit

30 September 2020 22:17 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa yang demo menolak RUU HIP membakar bendera palu arit di depan Lapangan Merdeka, Medan, Sumatera Utara.  Foto: Rahmat Utomo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Massa yang demo menolak RUU HIP membakar bendera palu arit di depan Lapangan Merdeka, Medan, Sumatera Utara. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
ADVERTISEMENT
Lembaga survei SMRC menggelar jejak pendapat tentang sikap publik atas isu kebangkitan PKI. Dalam survei tersebut, para responden diberi pertanyaan terkait isu kebangkitan PKI yang selalu menjadi perbincangan setiap bulan September.
ADVERTISEMENT
"Dari hasil survei, sebanyak 60,6 persen masyarakat tidak setuju dengan kebangkitan PKI, sedangkan 38,7 persen lainnya mengaku setuju," kata peneliti SMRC Saiful Muzani dalam keterangannya, Rabu (30/9).
Survei SMRC soal Respons Publik Terhadap Kebangkitan PKI. Foto: SMRC
Selain itu, kata Muzani, ada 36 persen masyarakat yang tahu jika ada isu kebangkitan PKI di Indonesia. Dari 36 persen itu, ada 14 persen yang setuju dengan kebangkitan PKI.
"Kami juga menanyakan soal, jika setuju dengan kebangkitan PKI, apakah hal itu sudah menjadi sebuah ancaman? Dari pertanyaan ini, mayoritas atau 79 persen menjawab sudah," lanjutnya.
Survei SMRC soal Respons Publik Terhadap Kebangkitan PKI. Foto: SMRC
Muzani menyebut, pihaknya juga menanyakan soal sikap pemerintah terkait ancaman kebangkitan PKI tersebut. Hasilnya, 52 persen responden menilai pemerintah masih kurang tegas.
"52 persen menilai pemerintah kurang tegas, sedangkan 23 persen menilai cukup tegas, dan 7 persen menilai sangat tegas," papar Muzani.
ADVERTISEMENT
Survei itu melibatkan 1.203 responden secara acak dan digelar pada 23-26 September 2020. Margin of error survei mencapai kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Berikut hasil lengkap dari survei SMRC:
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
***
Saksikan video menarik di bawah ini.